KOMPAS.com - Kapal penyeberangan besar pertama di Danau Toba, Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Ihan Batak, dibuat oleh PT Dok Bahari Nusantara. Galangan kapal ini berlokasi di Kota Cirebon, Jawa Barat.
Komisaris Utama PT Dok Bahari Nusantara, Sudiding Irsyad mengatakan, kapal ini terbuat dari baja marine grade A dan bersertifikat Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
Sebelumnya, perusahaan ini juga pernah membuat kapal sejenis untuk proyek Kementerian Perhubungan (Kemenhub), yaitu KMP Bamega Jaya 300 GT. Kapal itu beroperasi di Kalimantan Selatan, tepatnya lintas Pulau Timur Laut-Sebuku.
Pria yang akrab disapa Didi itu mengatakan, pembuatan komponen KMP Ihan Batak sepenuhnya dilakukan di Cirebon.
Setelah suatu bagian komponen jadi, komponen akan dikirim ke Danau Toba menggunakan truk kontainer. Sesampainya di Danau Toba, potongan-potongan komponen tersebut kemudian dirakit.
"(Banyaknya) 60 truk. Biaya per kilonya Rp 2.200," kata Didi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/9/2018).
Baca juga: KMP Ihan Batak, Kapal Penyeberangan Besar Pertama di Danau Toba
Saat ini, proses pembuatan KMP Ihan Batak telah mencapai tahap finishing, sehingga proses pembuatan seluruhnya dilaksanakan di Danau Toba.
Didi menambahkan, walaupun kontrak proyek berakhir November 2018, ia mengusahakan agar proses serah terima dapat dilakukan akhir Oktober.
"Jadi lebih cepat satu bulan," ujar Didi.
Pembuatan kapal ini sepenuhnya dilakukan oleh orang Indonesia. Totalnya sekitar 130 pekerja.
"Sekitar 60 orang di Danau Toba. Di Cirebon 70 orang," kata Didi.
Didi mengatakan, perbedaan KMP Bamega Jaya dan KMP Ihan Batak terletak pada alat navigasi dan komunikasinya.
"Karena satu di laut, satu di danau," ujarnya.
Walaupun fasilitas antara KMP Bamega Jaya sama dengan KMP Ihan Batak, namun dari segi kapasitas muatan penumpang dan kendaraan, KMP Ihan Batak dapat mengangkut lebih banyak dibanding KMP Bamega Jaya.
Baca juga: Akhir 2018, 4 Kapal Ro-Ro Segera Beroperasi di Danau Toba
Didi menceritakan, terbatasnya fasilitas seperti alat berat dan listrik di kawasan Danau Toba menjadi tantangan tersendiri dalam pembuatan KMP Ihan Batak.
Selain itu, tidak adanya galangan kapal juga membuat perusahaan menyiapkan jauh hari sebelum komponen dari Cirebon dikirimkan ke Danau Toba untuk dirakit.
"Kalau lahan kami sewa ke sama penduduk di sana. Setelah sewa kami ratakan. Untuk listrik kami siapkan genset dulu sambil menunggu PLN masuk," kata Didi.
Saat ini, PT Dok Bahari Nusantara tengah membuat proyek kapal milik Kemenhub dengan ukuran lebih besar, yakni 600 GT.