Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua KPU Ingatkan Parpol soal Transparansi Dana Kampanye

Kompas.com - 23/08/2018, 15:08 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman meminta partai politik peserta pemilu memerhatikan dua hal penting terkait dana kampanye.

Pertama, terkait pemahaman partai politik mengenai peraturan dana kampanye.

Arief menjelaskan, mulai dari penerimaan sumbangan dana kampanye, hingga laporan dana kampanye, telah diatur dalam Undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang pemilu.

Baca juga: Tak Ada Batas Pengeluaran Dana Kampanye Pemilu

Jika substansi ini betul-betul dipahami, kata Arief, maka akan membangun kredibilitas dari proses pemilu itu sendiri.

Kedua, mengenai transparansi dan integritas. Hal ini, menurut Arief, juga akan mendorong terciptanya kredibilitas pemilu.

"Transparan artinya seluruh proses dapat diakses siapa pun. jadi nanti masyarakat bisa tahu setiap partai mendapat uang berapa banyak, itu kelihatan," kata Arief dalam acara Uji Coba Aplikasi Dana Kampanye di Hotel Mandarin, Jakarta Pusat, Kamis (23/8/2018).

Sementara itu, integritas dinilai dari kejujuran partai terkait laporan sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran dana kampanye.

"Jangan sampai ada yang disembunyikan, baik penerimaan maupun pelaporannya," ujar Arief.

Baca juga: KPU: Seluruh Dokumen Bakal Capres-Cawapres Memenuhi Syarat, Tinggal Tunggu Penetapan

Dengan cara-cara tersebut, publik akan ikut peduli dengan proses pemilu. Hal itu juga akan berakibat pada meningkatnya partisipasi masyarakat terhadap proses pemilu.

"Partisipasi itu bukan hanya persoalan dia tahu atau tidak tahu ada pemilu, tetapi juga bagaimana dia merespons proses pemilu itu sendiri," kata Arief.

"Kalau pemilu baik, calon-calon baik, proses penyelenggaraan baik, maka partisipasi akan meningkat," sambungnya.

Kompas TV Silaturahim Jokowi kian menguatkan upaya dua bakal calon presiden untuk memperoleh dukungan dari kelompok Islam dalam Pilpres 2019.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com