JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo membeberkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 2018 dan dampak positifnya untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.
Hal itu diungkapkan Presiden dalam pidato kenegaraan HUT ke-73 proklamasi kemerdekaan RI di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2018).
"Ekonomi kita terus tumbuh di kisaran 5 persen per tahun di tengah ketidakpastian pada ekonomi dunia yang sedang berlangsung," ujar Jokowi.
Baca juga: Presiden Jokowi: Tak Perlu Gentar, Reputasi Indonesia Diakui Internasional
Inflasi juga dapat dikendalikan, yakni berada pada kisaran 3,5 persen. Bahkan, pada Juni 2018, pemerintah berhasil menekan inflasi pada angka 0,59 persen.
Angka ini terendah dibandingkan inflasi saat hari besar keagamaan nasional selama tujuh tahun terakhir.
"Ini adalah sebuah pencapaian yang luar biasa untuk menjaga daya beli rakyat," ujar dia.
Baca juga: Jokowi Singgung Pemberantasan Pencuri Ikan hingga Ambil Alih Saham Freeport
Pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang baik itu berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Angka pengangguran terbuka diklaim turun jadi tinggal 5,13 persen pada Februari 2018 dan persentase kemiskinan turun dari 11,22 persen pada Maret 2015 menjadi 9,82 persen pada Maret 2018.
Meski demikian, pemerintah terus memberikan jaminan kesejahteraan bagi masyarakat, yakni dengan program bantuan sosial.
"Program Keluarga Harapan kita perluas cakupannya dari hanya 2,7 juta keluarga tahun 2014 menjadi hampir 6 juta keluarga penerima manfaat pada tahun 2016 dan akan secara bertahap meningkat hingga 10 juta keluarga penerima pada tahun 2018," papar Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.