Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PSI Berharap Kelompok Pendukung Jokowi Tetap Solid dan Tidak Golput

Kompas.com - 11/08/2018, 21:08 WIB
Kristian Erdianto,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni menuturkan, tidak semua keinginan kelompok calon presiden Joko Widodo dapat diakomodasi terkait pemilihan figur cawapres.

Jokowi akhirnya memutuskan Ma'ruf Amin sebagai cawapres pendamping pada Pilpres 2019.

Toni mengakui, adanya sebagian kelompok pendukung yang tidak sepakat dengan keputusan tersebut.

Kendati demikian, ia mengajak sebagaian kelompok itu untuk tetap menggunakan hak pilihnya.

"Ada tambahan juga tentang ajakan supaya tidak golput dan ini satu hal penting karena kita memang melihat ada sebagian kelompok yang merasa kecewa," ujar Toni saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (11/8/2018).

"Kami tegaskan, kita membutuhkan Pak Jokowi untuk meneruskan kerja-kerja konkret untuk rakyat," kata dia.

Baca juga: Memaknai Posisi KH Ma’ruf Amin sebagai Bakal Cawapres Jokowi

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum PSI Grace Natalie berharap semua pendukung Jokowi tetap solid.

Ia meminta pemilih Jokowi tetap menggunakan hak pilihnya saat pencoblosan pada 17 April 2019.

"PSI memohon kepada semua pemilih agar tetap solid mendukung Pak Jokowi, tidak golput dan sama-sama mencoblos pada tanggal 17 April tahun depan, demi masa depan Indonesia yang lebih baik," kata Grace.

Baca juga: Jusuf Kalla Tak Akan Jabat Ketua Timses Jokowi-Maruf, Ini Alasannya

Terkait figur cawapres, Grace mengakui partainya memang sempat mengajukan nama Mahfud MD sebagai cawapres pendamping Jokowi.

Menurut Grace, dari sekian elite nasional, figur mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu yang paling dekat dengan semangat PSI.

Meski akhirnya Ma'ruf Amin yang terpilih sebagai cawapres, Grace menegaskan, partainya akan tetap mendukung Jokowi agar kembali menjadi presiden di periode kedua.

Baca juga: Mahfud MD dan TGB Diupayakan Masuk ke Timses Jokowi-Maruf Amin

Grace mengatakan, PSI sejak awal berkomitmen untuk mendukung Jokowi siapapun cawapres yang dipilih.

"Tetapi inilah dinamika politik yang terjadi yang kami terima sebagai komitmen PSI. Dari awal kami sampaikan ke Pak Jokowi bahwa kami siap mendukung Pak Jokowi siapapun calon wakil presiden yang beliau pilih," ujar Grace.

"Tapi rupanya partai-partai yang ada di dalam koalisi punya pandangan lain soal calon wakil presiden dan inilah hasil maksimal yang didapatkan dari komunikasi antara partai dan presiden Jokowi," ucapnya.

Kompas TV Joko Widodo kembali memberikan alasannya memilih Ma'ruf Amin menjadi pasangannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com