Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PSI: Jokowi Tak Provokasi Relawannya untuk Berantem

Kompas.com - 05/08/2018, 20:50 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni membantah Jokowi memprovokasi relawannya untuk berani jika diajak berkelahi oleh kubu lawan.

Kata Raja, ada yang memotong pernyataan Jokowi ketika mantan Gubernur DKI Jakarta itu menggelar rapat umum bersama relawan di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu (4/8/2018) kemarin.

Baca juga: Sekjen PDI-P: Pernyataan Jokowi di Forum Relawan Bukan Ajakan Berkelahi Fisik

Sehingga, pernyataannya menjadi seolah Jokowi melakukan provokasi.

"Ini ada fitnah dari lawan politik Pak Jokowi. Pernyataan Pak Jokowi ini dipotong, dicerabut dari konteksnya, sehingga seolah-olah Pak Jokowi menjadi provokasi bahwa mengajurkan kepada relawan Pak Jokowi untuk berantem di grassroad," kata Raja di Kantor DPP PSI, Tanah Abang, Jakarta Pusat (5/8/2018).

Raja menjelaskan, pernyataan Jokowi secara utuh justru melarang terjadinya perseteruan di antara dua kubu relawan.

Baca juga: Jokowi: Relawan Kalau Diajak Berantem Jangan Takut

Jokowi mengimbau supaya relawannya tak terlibat saling caci dan fitnah terhadap kubu lawan. Selain itu, Jokowi juga meminta relawannya untuk berkampanye secara positif.

"Berkampanye dengan positif, tapi kalau seandainya ada yang mengajak berantem jangan takut. Artinya ini adalah posisi defensif, bertahan, bukan ofensif," jelas Raja.

Baca juga: Sesuai Arahan Jokowi, Relawan Tak Menghindar jika Diajak Berkelahi

Raja mengumpamakan, dalam international relation ada yang disebut sebagai the last resort, yaitu peperangan boleh dilakukan jika cara damai sudah tak bisa dilakukan. Hal ini pulalah yang diungkapkan oleh Jokowi.

"Ini adalah usaha akhir untuk mempertahankan diri," ujar Raja.

"Sebenarnya itu substansi yang disampaikan Pak Jokowi. Jadi jangan diambil bagian bahwa Pak Jokowi mengajarkan relawan untuk berantem, bukan itu," tandasnya.

Kompas TV Kedua calon presiden 2019 hingga kini belum menngumumkan nama cawapres di tengah pendaftaran capres yang telah dibuka.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com