JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso, menyoroti tindakan yang sering dilakukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yakni blusukan ke setiap daerah.
Menurut Priyo, tindakan blusukan juga telah dilakukan di masa kepemimpinan Presiden kedua RI Soeharto.
"Kami menghormati Pak Jokowi dengan blusukannya, tetapi zaman Pak Harto (Presiden Soeharto) melakukan hal yang sama. Tetapi Pak Harto enggak pernah disebut blusukan," kata Priyo di Kantor DPP Partai Berkarya, Jakarta, Jumat (3/8/2018).
Priyo mengkritik blusukan ala Jokowi yang terlalu diekspose oleh media.
Sementara, menurut Priyo, saat Presiden Soeharto berkuasa, tindakan blusukan tersebut tidak begitu diekspose secara berlebihan dan justru cenderung tertutup oleh media.
"Beliau (Presiden Soeharto) tidak pernah dikumandangkan dan disiarkan, tetapi memang betul-betul silent. Kalau kita ingat dulu ada Kelompencapir (kelompok pendengar, pembaca, dan pirsawan)," kata dia.
"Kalau sekarang (Presiden Jokowi) dikumandangkan. Tidak apa-apa, biar rakyat tahu,” ujar mantan politisi Partai Golkar ini.
Baca juga: Targetkan Masuk Lima Besar, Partai Berkarya Incar 80 Kursi DPR
Sebagai informasi, Kelompencapir merupakan kegiatan pertemuan untuk petani dan nelayan di Indonesia yang dicetuskan pada masa pemerintahan Presiden Suharto.
Di sisi lain, Priyo tetap menghargai dan mengapresiasi tindakan blusukan ala Jokowi.
"Tapi semua juga sangat mengapresiasi langkah blusukan itu yang bagus,” kata Mantan Wakil Ketua DPR RI tersebut.