Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kades Kesulitan Buat SPJ Dana Desa, Jokowi Akan Marahi Sri Mulyani

Kompas.com - 25/07/2018, 17:52 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengaku akan menegur Menteri Keuangan Sri Mulyani karena pembuatan surat pertanggungjawaban (SPJ) yang masih menyulitkan para kepala desa.

Di sela pidatonya dalam acara Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan Desa Tahun 2018, Jokowi bertanya kepada para kepala desa yang hadir, apakah masih mengalami kesulitan dalam membuat surat pertanggungjawaban (SPJ) terkait penggunaan dana desa.

"Buat SPJ masih sulit tidak?" tanya Jokowi, di Yogyakarta, Rabu (25/7/2018).

"Suliiit," jawab para kepala desa yang hadir, kompak. Ada sekitar 2.200 kepala desa (Kades) dari Jawa dan Kalimantan yang hadir dalam acara tersebut.

Baca juga: Mendagri: Dana Desa Itu Bantuan Inisiatif dari Presiden Jokowi

Jokowi pun tampak kaget mendengar jawaban para kepala desa itu. Ia tak menyangka akan mendapatkan jawaban itu karena sebelumnya sudah pernah mengingatkan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk mempermudah pengisian SPJ.

"Oh masih sulit? Saya sudah perintahkan, digampangkan ke menteri keuangan," kata Jokowi.

Jokowi pun lalu meminta salah satu kepala desa untuk maju ke atas panggung dan menjelaskan kesulitan seperti apa yang dihadapi. Kepala Negara ingin mengetahui secara rinci kesulitan yang dimaksud.

"Biar saya bisa bayangkan, biar saya nanti bisa marahi menteri keuangan," kata Jokowi.

Baca juga: Kementerian Desa Ceritakan Manfaat Penyaluran Rp 149,31 Triliun Dana Desa

Yasmudi, kepala desa asal Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah mengeluh kesulitan menyusun SPJ lantaran sangat tebal dan banyak. Ia mengaku kesulitan merinci SPJ sebanyak itu.

"Kesulitan menggunakan SPJ kaitannya dengan anggaran yang sudah masuk itu terlalu banyak dan tebal sekali. Perinciannya susah sekali," kata Yasmudi.

"Ya, nanti dibilang buat blangkonya jangan tebal-tebal jangan banyak-banyak dong. Kepala desa sulit semuanya, buat yang gampang," timpal Jokowi.

Baca juga: Dana Desa Disebut Dorong Pengurangan Pengangguran Terbuka

Kendati demikian, Jokowi juga mengingatkan bahwa pembuatan SPJ dana desa ini penting sebagai transparansi dan akuntabilitas dalam menggunakan dana desa. Jika pembuatan SPJ tidak beres, maka bisa terjadi masalah kedepannya.

"Karena dana desa ini uang rakyat, uang negara," kata Jokowi.

Pemerintah mulai menggelontorkan dana desa sejak tahun 2015 sebesar Rp 20 Triliun. Jumlah itu meningkat menjadi Rp 47 Triliun pada 2016, dan RP 60 di tahun 2017 dan 2018. Total, pemerintah sudah menggelontorkan dana desa sebesar 187 Triliun.

Kompas TV Pemerintah memberi 4 syarat untuk desa penerima, seperti pembuatan embung air, proyek olahraga, dan pembuatan badan usaha milik desa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com