Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dito Ariotedjo
Ketua Umum Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (AMPI)

Ketua DPP Partai Golkar Bidang Inovasi Sosial Politik, Ketua Umum Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (AMPI)

Refleksi Persatuan Pasca-Pilkada Serentak

Kompas.com - 05/07/2018, 17:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MASA pemilihan kepala daerah acapkali menjadi masa yang kerap menimbulkan konflik. Kohesi sosial kita sebagai warga negara merenggang, bahkan tak jarang malah berubah menjadi permusuhan.

Kontestasi kepentingan yang mencuat ke ruang publik melalui intrik-intrik politik semestinya berhenti segera setelah pesta demokrasi usai.

Semua pihak harus kembali menggelorakan persatuan di atas hasil kontestasi, sepanas apa pun suasana psikologis pihak-pihak tertentu atas hasil yang telah ditetapkan.

Dengan kata lain, demokrasi sejatinya mengajarkan kearifan kepada semua pihak untuk menerima apa pun hasil kompetisi dan tetap menjunjung persatuan di tengah banyaknya perbedaan yang mencuat selama proses kontestasi.

Negara ini sejatinya berdiri kokoh di atas fondasi persatuan, bukan di atas kepentingan satu atau beberapa kelompok.

Jadi, untuk mendamaikan persatuan dan demokrasi yang cenderung memecah-belah, memang dibutuhkan sebentuk sikap arif dalam menerima apa pun hasil dari kompetisi demokratik.

Signifikansi persatuan dapat kita lacak ke masa-masa penting pendirian bangsa ini. Secara historis, aksi melawan penjajahan dimulai dari organisasi-organisasi yang menyadari bahwa perlawanan terhadap penjajah hanya bisa berhasil jika ada satu konsep persatuan dan kebangsaan yang solid.

Upaya menuju persatuan dan kebangsaan tersebut tidaklah mudah dan membutuhkan proses panjang. Stimulus untuk lahirnya rasa kebangsaan dan persatuan tersebut tidak lahir dengan mudah.

Oleh karena itu, akan sangat berbahaya jika euforia demokrasi justru melunturkan semangat persatuan di antara kita.

Setiap momentum kebangsaan adalah episode sejarah yang tidak terjadi dengan serta merta, tetapi butuh perjuangan.

Perjuangan dalam melahirkan episode kebangkitan nasional itu pun bukanlah perjuangan sederhana.

Tidak terkira besarnya pengorbanan yang telah diberikan para pahlawan pendiri bangsa ini untuk menuliskan kata "Republik Indonesia” dan menyusun benang-benang yang membentuk bendera Merah Putih.

Secara khusus, momentum kebangkitan nasional adalah salah satu momentum krusial yang pernah dihadapi Indonesia. Bahkan masa itu adalah masa di mana sebuah lompatan besar terjadi melampaui konsep kedaerahan, kesukuan, dan sikap serta perilaku tradisional menuju langkah solid membentuk sebuah bangsa.

Indonesia  menata diri untuk berserikat secara modern, membangun kekuatan dari susunan orang-orang yang plural, belajar menyelesaikan masalah dengan keputusan dan implementasi kolektif, mengubah dari perjuangan yang spontan menjadi perjuangan yang sistematis dan terencana.

Itulah saat di mana kita menyusun batas atau pagar dari sifat kebangsaan Indonesia. Pagar tersebut  tumbuh dalam landasan prinsip-prinsip bernegara. Pagar itu disusun satu demi satu, batu demi batu, hingga kemudian membentuk satu batas bangsa yang jelas: yakni Bangsa Indonesia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com