Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadli Zon: Saya Kira Lebih Hebat Dukun daripada Lembaga Survei

Kompas.com - 29/06/2018, 15:48 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keberadaan lembaga survei di Indonesia harus dievaluasi.

Hal itu disampaikan Fadli menanggapi hasil hitung cepat Pilkada Jawa Barat. Pada hitung cepat, perolehan suara pasangan calon yang diusung Gerindra dan PKS, Sudrajat-Ahmad Syaikhu, melampaui prediksi lembaga survei.

Baca juga: Sudirman-Ida Kritik Lembaga-lembaga Survei di Pilkada Jateng

Diketahui, berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas, pasangan Sudrajat-Syaikhu meraup 29,53 persen suara.

Perolehan itu tak jauh dari suara pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum yang menurut hitung cepat itu unggul dengan meraup 32,54 persen suara.

"Yang paling luar biasa survei ini selain salah, harus dievaluasi keberadaan mereka. Metodologi mereka itu tidak bisa akurat lagi, prediksi mereka jauh. saya kira lebih hebat dukun dari lembaga survei, dan mereka bisa dianggap sebagai penyebar hoaks gitu lho," ujar Fadli. 

Ke depan, Ia mengusulkan pemberian sanksi bagi lembaga yang melenceng jauh hasilnya saat merilis survei.

Baca juga: Sudrajat Sebut Lembaga Survei Saat Ini Tidak Bisa Dipertanggungjawabkan

Sebab, jika tidak ditertibkan, ke depannya Fadli khawatir lembaga survei akan digunakan sebagai alat untuk menggiring opini publik guna memenangkan pihak tertentu.

"Jadi mereka bisa berfungsi sebagai political tools atau alat politik. Kami melihat bahwa gerindra di sini tangguh bersama koalisi kami, dengan PKS, begitu juga di Jateng bukan figur populer seperti Pak Sudirman Said. Kami melihat cukup tangguh," ujar Fadli.

Sejumlah lembaga survei menempatkan pasangan Sudrajat-Syaikhu di posisi nomor tiga dalam survei yang digelar sebelum pencoblosan. Mereka di bawah Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. 

Tingkat elektabilitas Sudrajat-Syaikhu pada survei yang dirilis sejumlah lembaga survei berkisar antara 8-10 persen. Namun dalam hitung cepat, pasangan ini menyalip Deddy-Dedi dan jumlah perolehan suaranya, rata-rata, hanya berselisih 3 persen dari Ridwan Kamil-Uu.  

Kompas TV Partai Demokrat kecewa dengan keputusan Presiden Jokowi mengangkat Komjen M Iriawan sebagai penjabat Gubernur Jawa Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com