Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudirman Klaim Timses Diadang Orang Bersenjata Saat Bawa Duit Saksi

Kompas.com - 29/06/2018, 09:52 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said mengklaim mengalami peristiwa yang tak terlupakan saat berkontestasi di Pilkada Jawa Tengah kemarin.

Peristiwa tersebut, kata dia, sampai mengancam nyawa tim sukses mereka. Kejadiannya bermula saat Sudirman menggadaikan rumahnya untuk menutup kekurangan biaya saksi di hari pencoblosan.

Saat timnya membawa uang hasil menggadaikan rumahnya, mereka disergap oleh lima mobil di jalan tol dari Jakarta menuju Jawa Tengah. Ketika itu, kelima mobil tersebut berhasil menghentikan mobil tim sukses Sudirman yang berisikan uang untuk biaya saksi.

Salah seorang yang turun dari salah satu mobil yang menyetop mobil tim sukses Sudirman menodongkan senjata api. Mereka, ungkap Sudirman, memaksa tim sukses Sudirman mengakui bahwa uang yang dibawa merupakan hasil transaksi jual beli narkoba.

Baca jugaSudirman Said Kalah Quick Count Pilkada Jateng, Begini Tanggapan Anies

"Satu tim yang sedang membawa uang untuk konsumsi sebagai saksi dari Jakarta ke Jawa Tengah di jalan tol disergap oleh lima mobil, ditodong senjata pistol, dituduh sebagai bandar narkoba dan di bawa ke satu kantor," kata Sudirman dalam axara Rosi yang tayang Kompas TV, Kamis (28/6/2018) malam.

"Yang nodong pistol itu dalam keadaan mabuk. Coba bayangkan kalau itu lepas," lanjut dia.

Tim sukses Sudirman akhirnya baru bisa dihubungi kembali pukul 11.30 WIB. Karena itu ia mengatakan peristiwa itu menjadi catatan bagi demokrasi di Jawa Tengah yang mengancam nyawa.

Saat ditanya kenapa tak melaporkan kejadian itu kepada polisi, Sudirman merasa peristiwa itu sangat kompleks dan perlu didalami terlebih dahulu.

Baca jugaSudirman Said Kalah Quick Count Pilkada Jateng, Begini Tanggapan Anies

Saat ini, ia dan tim hukumnya tengah mendalami hal itu untuk memperkarakannya di ranah hukum.

"Kami sedang menata tim advokasi kami. Sedang kami rangkai. Kalau nanti ini sesuatu yang sistematis nanti ini kami perkarakan," lanjut Sudirman.

Kompas TV Ganjar Pranowo menyatakan akan bertemu dengan Megawati Soekarnoputri setelah dinyatakan unggul versi hitung cepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com