Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Litbang Kompas: Kekuatan Pasangan Sudrajat-Syaikhu dan Sudirman-Ida Mengejutkan

Kompas.com - 28/06/2018, 07:49 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — General Manager Penelitian dan Pengembangan Kompas (Litbang Kompas) Toto Suryaningtyas mengungkapkan, hasil hitung cepat atau quick count Litbang Kompas dan lembaga survei lainnya pada Pilkada Jawa Tengah dan Jawa Barat mengejutkan.

Toto melihat kekuatan pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah di Jawa Tengah dan Sudrajat-Akhmad Syaikhu di Jawa Barat cenderung meningkat signifikan dan nyaris mengimbangi pemenang hitung cepat.

"Yang mengejutkan itu, partai-partai oposisi pemerintah, calon-calon itu naik signifikan. Jadi, ini sesuatu yang tak terduga dan juga tidak terprediksi dari hasil lembaga survei meskipun ada yang sudah memperkirakan. Tapi, tetap saja kaget," kata Toto kepada Kompas.com di Kantor Kompas Gramedia, Jakarta, Rabu (27/6/2018).

Baca juga: SBY Duga Faktor Asal Bukan Pendukung Jokowi Angkat Suara Sudrajat-Syaikhu

"Misalnya, Jawa Barat, yang tadinya angkanya ada di belasan persen, itu melonjak naik 29 persen sekian untuk Sudrajat-Syaikhu. Pasangan ini tadinya angkanya di belasan, naik ke 21 persen, kemudian naik ke 29 persen," sambung dia.

Toto juga tak menyangka pasangan Sudrajat-Syaikhu mampu menyalip pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi yang sebelumnya diprediksi akan bersaing ketat dengan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum.

Pada hitung cepat Litbang Kompas, pasangan Ridwan Kamil-UU Ruzhanul Ulum menang dengan 32,54 persen suara. Pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu memperoleh 29,53 persen suara.

Pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi menempati posisi ketiga dengan perolehan 25,72 persen. Tubagus Hasanudin-Anton Carliyan berada di urutan terakhir dengan perolehan 12,2 persen.

Baca juga: Ganjar: Saya Kalah di Brebes, Tegal dan Kebumen

Hal mengejutkan lainnya, pasangan Sudirman-Ida yang sebelumnya cenderung tak diperhitungkan dan elektabilitasnya rendah mampu menampilkan kekuatannya hingga mendekati pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin.

Dalam hitung cepat Litbang Kompas, pasangan Ganjar-Yasin memperoleh 58, 34 persen. Kemudian pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah memperoleh 41,66 persen suara.

"Dalam arti, kekuatan partai-partai pendukung di belakang mereka itu tampil besar. Dalam hal ini kekuatan nasionalis-agama, nasionalis-Islam ya. Jadi di Jateng itu kan pertarungan antara nasionalis-sekuler dan nasionalis-agama," ungkapnya.

Menurut Toto, pada beberapa pilkada kota dan kabupaten, partai nasionalis agama dinilainya berhasil merebut kontestasi pilkada. Sebab, mereka memiliki kekuatan meraih pasar pemilih yang cukup besar sehingga mampu mengimbangi atau mendekati pasangan pemenang.

Baca juga: Hasil Pilkada Jateng, Jabar, dan Jatim Berdasarkan Quick Count Litbang Kompas

"Dan saya curiga, sebetulnya modal elektabilitas Sudrajat-Syaikhu atau Sudirman Said-Ida itu besar. Cuma tidak terdeteksi oleh lembaga survei, entah dengan satu atau hal lain itu tidak terdeteksi. Kita enggak tahu sebabnya," katanya.

Litbang Kompas mengambil 400 sampel TPS dengan metode pemilih sampel stratified sistematic sampling yang tersebar di seluruh daerah.

Adapun simpangan kesalahan (margin of error) 1 persen. Artinya, hasil survei bisa bertambah atau berkurang sekitar 1 persen. Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 99 persen.

Angka ini bukan hasil penghitungan resmi. KPU akan melakukan rekapitulasi hasil suara hingga 9 Juli 2018.

Hasil penghitungan resmi akan diumumkan KPU setelah rekapitulasi selesai.

Kompas TV Berikut keterangan pers dari pasangan Sudrajat – Ahmad Syaikhu di posko pemenangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com