JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Nahdlatul Ulama Online Savic Ali mengatakan, publik tak boleh mendiamkan kelompok atau pihak yang menyebarkan kebencian, khususnya di media sosial.
Apalagi, belakangan kerap muncul beragam konten yang mengandung unsur kebencian dan intoleran hingga radikal dan ekstrimisme di media sosial.
Kemunculan beragam konten tersebut pun kerap kali dibalut unsur agama. Menurut Savic, konten yang penuh unsur kebencian tersebut tak bisa dibiarkan.
Baca juga: Hingga Mei 2018, BKN Terima 14 Aduan Ujaran Kebencian oleh ASN
Savic mengatakan, kelompok yang mengelola konten itu, bisa jadi tidak menyadari apa yang dilakukannya. Maka, harus ada kontrol sosial.
"Dakwah (memang bersifat) edukatif, tapi dakwah ya merangkul, tidak boleh memukul. Tetapi social control boleh," ujar Savic dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (26/6/2018).
Savic menuturkan, mereka yang menyebarkan konten berbahaya dan penuh unsur kebencian, butuh tekanan secara sosial. Dia mengaku sering mengaplikasikan tekanan sosial di media sosial Twitter.
Menurut Savic dengan tekanan secara sosial, kelompok atau orang yang menyebarkan konten penuh unsur kebencian, bisa tersadar. Berdasarkan pengalamannya, ada kelompok yang melunak lantaran sering ditekan secara sosial.
"Kita butuh menghentikan kepercayaan diri kelompok-kelompok yang kita anggap intoleran, apalagi yang radikal dan ekstrimis. Kalau ada orang yang menyebarkan kebencian, tidak boleh didiamkan," jelas Savic.
Baca juga: Mantan Gubernur Kalbar Laporkan Akun Facebook yang Diduga Posting Ujaran Kebencian
Salah satu hal biasa dilakukan, menurut Savic, adalah bertanya balik kepada orang tersebut, apa tujuannya melakukan penyebaran kebencian.
"Paling tidak (pertanyaannya adalah) 'terus sampeyan maunya gimana, mau ngapain?' Lalu dia mikir. Harus ada yang menghentikan. Berdasarkan pengalaman saya ini cukup efektif," ungkap Savic.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.