Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wadah Pegawai KPK Janji Tak Tinggalkan Novel

Kompas.com - 28/05/2018, 18:24 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2018-2020 Yudi Purnomo Harahap menyatakan, tidak akan pernah meninggalkan Penyidik KPK Novel Baswedan yang masih dalam tahap pemulihan kedua matanya.

Novel merupakan Ketua Wadah Pegawai KPK periode sebelumnya, yakni 2016-2018.

Adapun hari ini, Senin (28/5/2018), telah dilakukan serah terima pengurus Wadah Pegawai KPK dari Novel kepada Yudi.

Yudi menyatakan, Wadah Pegawai KPK akan selalu mendampingi Novel.

Baca juga: Novel Baswedan Harapkan Wadah Pegawai KPK Semakin Kuat

"Kepengurusan Wadah Pegawai saat ini tidak akan pernah meninggalkan Novel yang saat ini sedang dalam proses perawatan kesehatan dan di sisi lain pelaku penyerangan belum ditemukan," kata Yudi usai serah terima di Gedung KPK.

Sebelumnya, Novel memberikan selamat kepada pengurus Wadah Pegawai KPK terpilih. Ia pun menyemangati agar tetap menjaga dan merawat institusi KPK bersama-sama.

"Wadah Pegawai akan terus berikhtiar menjadi milik seluruh pegawai KPK, mendengar suara para pegawai dan menjaga solidaritas," ujar Yudi.

Dengan demikian, maka KPK dapat terus bekerja lebih baik dalam memberantas korupsi.

Baca juga: Kondisi Mata Novel Baswedan Semakin Membaik

Selain itu, Wadah Pegawai akan tetap menjadi mitra strategis pimpinan sesuai dengan PP Nomor 63 Tahun 2005 yang mengatur tentang manajemen SDM KPK.

Pengurus Wadah Pegawai KPK periode 2018-2020 adalah Yudi sebagai Ketua. Adapun Wakil Ketua I adalah Yadyn dan Wakil Ketua II adalah Harun Al Rasyid.

Novel disiram air keras usai melaksanakan shalat subuh berjamaah pada 11 Januari 2017 lalu oleh orang tak dikenal.

Akibatnya, mata kiri maupun kanan Novel terganggu cukup parah. Hingga kini, aparat kepolisian masih belum bisa menangkap pelakunya.

Kompas TV Pasalnya, Novel sudah menyelesaikan masa tugas selama kurang lebih dua tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com