Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Jokowi Diinterogasi Seorang Kiai soal Tuduhan PKI

Kompas.com - 25/05/2018, 18:53 WIB
Sabrina Asril

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku pernah diinterogasi seorang kyai saat berkunjung ke sebuah pondok pesantren. Jokowi ditanya seputar isu dirinya sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).

“Beliau meminta klarifikasi, tabayun untuk yang berkaitan dengan tuduhan PKI itu, karena memang yang namanya politik itu kadang-kadang jahatnya seperti itu,” kata Presiden Jokowi saat menyampaikan sambutan pada acara penyerahan 240 sertifikat hak atas tanah wakaf, di Masjid Agung Al Imam, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Kamis (24/5/2018).

Presiden menjelaskan, saat PKI dibubarkan di tahun 1965, dia masih berusia 3-4 tahun. Jadi, tidak mungkin dirinya menjadi anggota PKI.

“Masa ada PKI balita? Logikanya enggak masuk tapi ada yang mempercayai,” ungkap Presiden.

Baca juga: Ketum PPP: Saat Gerindra, PDI-P, PAN, dan PKS Usung Jokowi di Solo Tak Ada Isu PKI

Ketika dirinya membantah, menurut Presiden Jokowi, maka tuduhan PKI dialamatkan ke orang tuanya. Padahal, lanjut Presiden, sangat mudah untuk mencari tahu silsilah keluarganya.

Apalagi, di Solo banyak sekali cabang ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, Parmusi yang bisa dengan cepat dan mudah mencari tahu silsilah keluarganya.

“Tanya saja ke masjid dekat rumah orang tua saya, di dekat rumah saya, gampang sekali. Siapa kakek-nenek saya, siapa Ibu/Bapak saya gampang sekali mengecek, enggak ada yang bisa ditutupi sekarang ini,” tegas Presiden Jokowi.

Baca juga: Jokowi Ancam Gebuk Orang yang Sebarkan Isu Dirinya PKI

Presiden mengaku akan menjawab supaya isu-isu itu tidak berkembang terus. Ia juga mengingatkan, jangan sampai mudah curiga dan berprasangka tidak baik ada di antara bangsa Indonesia.

“Kenapa yang tidak kita kembangkan yang khusnul tafahum, yang penuh dengan rasa kecintaan terhadap saudara-saudara kita, berprasangka selalu positif, berprasangka selalu baik,” kata Presiden Jokowi dengan nada bertanya.

Jangan Kemakan Isu di Medsos

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mengingatkan masyarakat agar jangan mudah kemakan isu-isu terutama di media sosial.

Berbeda dengan koran dan stasiun televisi yang memiliki redaktur yang bisa menyaring, menurut Presiden, di media sosial setiap orang bisa berpendapat dan mengunggah konten tanpa disaring.

“Jangan sampai hal-hal tidak ada filter itu kita percayai. Tolong klarifikasi, tolong ditanyakan kepada yang lain sehingga ada penyaringnya,” tutur Presiden Jokowi.

Baca juga: Kelompok Muslim Cyber Army Sebarkan Hoaks Penganiayaan Ulama dan PKI

Kepala Negara mengingatkan agar berhati-hati dengan media sosial, yang juga banyak diisi kabar negatif dan bohong namun sering dipercaya banyak orang.

“Omongan banyak yang satu sampai seratus dipotong hanya lima, konteksnya tidak pas, menjadi tidak benar. Kita percaya, ya bisa keliru kita,” kata Presiden Jokowi.

Mendampingi Presiden antara lain Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil, Staf Khusus Presiden Abdul Ghofarrozin, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Bupati Majalengka Sutrisno. 

Kompas TV Kericuhan dipicu dugaan panitia akan lakukan deklarasi mendukung kebangkitan PKI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com