Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syafii Maarif: Peristiwa di Mako Brimob Khianati Islam dan Pancasila

Kompas.com - 11/05/2018, 23:51 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Cendekiawan muslim dan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif menyatakan, peristiwa kerusahan di rumah tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat pekan ini merupakan tindakan yang mengkhianati Islam.

Selain itu, pria yang akrab disapa Buya Syafii ini juga menegaskan tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan.

"Itu mengkhianati Islam," ujar Buya Syafii usai menerima penghargaan Top 10 Oustanding People di Jakarta, Jumat (11/5/2018).

Baca juga: Megawati Menangis saat 5 Polisi Gugur di Mako Brimob

Buya Syafii mengungkapkan, tindakan pembunuhan atau kekerasan yang dilakukan atas nama Tuhan dan agama merupakan tindakan yang biadab. Sebab, tidak ada satu agamapun yang mengajarkan kekerasan.

"Semua agama menghormati manusia, menghormati kemanusiaan," sebut Buya Syafii.

Tidak hanya itu, Buya Syafii juga menuturkan, tindakan kekerasan hingga melayangnya nyawa manusia seperti yang terjadi di rutan Mako Brimob merupakan perilaku orang yang mengaku beragama, namun nyatanya mengkhianati agamanya. Perilaku seperti itu pun merobek kemanusiaan.

Baca juga: Moeldoko Beberkan Detik-detik Penyerbuan Napi yang Kuasai Rutan di Mako Brimob

"Itu perilaku orang mengaku beragama, tapi kelakuannya merobek-robek kemanusiaan. Itu jelas dia berkhianat terhadap agama," ungkap Buya Syafii.

Dalam aspek Pancasila, Buya Syafii juga menuturkan, tindakan kekerasan yang dilakukan sesama manusia juga menyalahi sila kedua Pancasila. Ia menyebut, sila kedua yang berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab telah dilecehkan dengan adanya tindakan menyimpang semacam itu.

"Sila kedua juga dilecehkan, terutama kemarin, apa yang terjadi di Mako Brimob," sebut Buya Syafii.

Kompas TV Kerusuhan di Rutan Cabang Salemba, Mako Brimob kembali memunculkan permasalahan akut lapas dan rutan di seluruh Indonesia yaitu kelebihan kapasitas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com