Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Idrus, Elite Politik Harus Mencontoh saat Jokowi Bermain 'Gobak Sodor'

Kompas.com - 05/05/2018, 10:14 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial Idrus Marham berpendapat, momen Presiden Joko Widodo bermain permainan tradisional 'gobak sodor' mempunyai arti mendalam bagi masyarakat Indonesia, terutama elite politiknya.

Bagi politikus Partai Golkar itu, momen tersebut tidak hanya sekadar kegiatan menyegarkan yang mengeluarkan keringat, namun juga merupakan refleksi bagaimana seharusnya menghayati kehidupan berpolitik di Indonesia.

"Presiden bermain 'gobak sodor' itu luar biasa. Suatu kegembiraan olahraga yang ada kebersamaannya, kejujurannya, sportifitasnya," ujar Idrus di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Jumat (4/5/2018).

Baca juga: Bersama Anak-anak, Jokowi Jajal Permainan Tradisional Gobak Sodor hingga Engklek

 

"Kalau kita ingin proyeksikan ke dalam yang lebih besar, misalkan dalam berpolitik, ini lebih menarik lagi," lanjut dia.

Ketika Jokowi berhasil menyentuh tubuh salah seorang anak dari kelompok lawan, si anak langsung mengakuinya. Si anak kemudian tidak melanjutkan permainan dan kembali lagi ke garis awal.

Namun, saat melihat ada anak yang berhasil melalui halauannya dan kembali ke garis awal, Jokowi memberikan apresiasi berupa tepuk tangan kepada anak tersebut.

Menurut Idrus, momen itu merefleksikan nilai-nilai yang seharusnya diterapkan pada perpolitikan Tanah Air.

"Ada nilai-nilai mengakui kesalahan, mengakui kelebihan orang, mengakui suksesnya orang lain. Tidak ada budaya-budaya senang melihat orang gagal atau tidak senang melihat orang lain sukses," ujar Idrus.

Baca juga: Jokowi: Anak-anak Harus Bermain di Luar, Jangan Main HP Terus

 

Idrus berharap, masyarakat termasuk elite politik Indonesia berkaca pada permainan tradisional tersebut.

"Kita ingin pada komunikasi antar elite politik yang ada betul-betul ada persahabatan, ada kesetiakawanan sosial, ada pikiran positif, kreativitas dan kebersamaan. Ini sangat penting. Jadi saya kita kita harus mengikuti seperti permainan adik-adik tersebut ya," kata Idrus.

"Saat anak-anak main 'engklek' juga begitu. Dia injak garis, langsung berhenti sendiri. Sekarang ini sudah injak garis, malah merasa diri benar, diberi tahu enggak mau," lanjut dia.

 

Jokowi-Iriana Bermain Bersama Anak-anak

Diketahui Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana menjajal sejumlah permainan tradisional di halam tengah Istana Presiden, Jakarta, Jumat siang.

Permainan tradisional itu disediakan bagi dua ratusan anak yang diundang ke Istana dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada 2 Mei, kemarin.

Permainan pertama yang dijajal Jokowi dan Iriana adalah 'Obor Ban'.

Baca juga: Siapa Nama Ibu Menko PMK?, Jawaban Anak Perempuan Ini Bikin Jokowi Ngakak

Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana menjajal permainan tradisional Obor Ban di halaman tengah Istana Presiden, Jakarta, Jumat (4/5/2018)Fabian Januarius Kuwado Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana menjajal permainan tradisional Obor Ban di halaman tengah Istana Presiden, Jakarta, Jumat (4/5/2018)

Halaman:


Terkini Lainnya

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com