Bagi politikus Partai Golkar itu, momen tersebut tidak hanya sekadar kegiatan menyegarkan yang mengeluarkan keringat, namun juga merupakan refleksi bagaimana seharusnya menghayati kehidupan berpolitik di Indonesia.
"Presiden bermain 'gobak sodor' itu luar biasa. Suatu kegembiraan olahraga yang ada kebersamaannya, kejujurannya, sportifitasnya," ujar Idrus di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Jumat (4/5/2018).
"Kalau kita ingin proyeksikan ke dalam yang lebih besar, misalkan dalam berpolitik, ini lebih menarik lagi," lanjut dia.
Ketika Jokowi berhasil menyentuh tubuh salah seorang anak dari kelompok lawan, si anak langsung mengakuinya. Si anak kemudian tidak melanjutkan permainan dan kembali lagi ke garis awal.
Namun, saat melihat ada anak yang berhasil melalui halauannya dan kembali ke garis awal, Jokowi memberikan apresiasi berupa tepuk tangan kepada anak tersebut.
Menurut Idrus, momen itu merefleksikan nilai-nilai yang seharusnya diterapkan pada perpolitikan Tanah Air.
"Ada nilai-nilai mengakui kesalahan, mengakui kelebihan orang, mengakui suksesnya orang lain. Tidak ada budaya-budaya senang melihat orang gagal atau tidak senang melihat orang lain sukses," ujar Idrus.
Idrus berharap, masyarakat termasuk elite politik Indonesia berkaca pada permainan tradisional tersebut.
"Kita ingin pada komunikasi antar elite politik yang ada betul-betul ada persahabatan, ada kesetiakawanan sosial, ada pikiran positif, kreativitas dan kebersamaan. Ini sangat penting. Jadi saya kita kita harus mengikuti seperti permainan adik-adik tersebut ya," kata Idrus.
"Saat anak-anak main 'engklek' juga begitu. Dia injak garis, langsung berhenti sendiri. Sekarang ini sudah injak garis, malah merasa diri benar, diberi tahu enggak mau," lanjut dia.
Jokowi-Iriana Bermain Bersama Anak-anak
Diketahui Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana menjajal sejumlah permainan tradisional di halam tengah Istana Presiden, Jakarta, Jumat siang.
Permainan tradisional itu disediakan bagi dua ratusan anak yang diundang ke Istana dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada 2 Mei, kemarin.
Permainan pertama yang dijajal Jokowi dan Iriana adalah 'Obor Ban'.
Peraturan permainan, dua orang harus mensejajarkan gelindingan ban karet di lintasan sepanjang sekitar tiga meter.
Peserta hanya diperbolehkan menyeimbangkan jalannya ban dengan bantuan sebuah tongkat.
Jokowi-Iriana memenangkan permainan ini. Jokowi bertugas menyeimbangkan ban, sementara Iriana bertugas mendorong ban tersebut hingga garis akhir.
"Gampang," kata Jokowi sembari tertawa.
Setelah itu, Jokowi dan Iriana menjajal permainan tradisional 'Gobak Sodor'.
Awalnya, Jokowi dan Iriana memperhatikan anak-anak bermain terlebih dahulu. Usai itu, keduanya ikut bermain sebagai penghalau yang bertugas berjaga di garis.
Tidak hanya Jokowi dan Iriana yang bermain, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Sosial Idrus Marham dan Menteri Kesehatan Nila Moeloek juga ikut bermain.
Jokowi dan Iriana menjadi penghalau di garis tengah.
Saat ada anak yang berusaha menerobos, Jokowi kemudian merentangkan tangannya untuk menghalaunya.
"Hayo, hayo, hayo," ujar Jokowi.
Akhirnya tangan Jokowi menyentuh tubuh anak laki-laki tersebut. Artinya, sang anak tidak boleh melanjutkan permainan kembali.
Jokowi mengaku, memang sudah lama sekali tidak bermain 'Gobak Sodor' tersebut.
"Sudah lima puluh tahun lebih kali saya enggak main ini," kata Jokowi.
Permainan terakhir yang dimainkan Jokowi dan Iriana adalah 'Engklek'.
Jokowi dan Iriana tampak gembira berkesempatan menjajal permainan tradisional tersebut. Anak-anak yang bermain bersama mereka juga tampak sumringah.
Setelah itu, Jokowi dan Iriana kembali ke dalam Istana Merdeka untuk melanjutkan kegiatannya.
Ia mempersilahkan anak-anak untuk bermain di halaman tengah Istana sampai sore berakhir.
https://nasional.kompas.com/read/2018/05/05/10141921/menurut-idrus-elite-politik-harus-mencontoh-saat-jokowi-bermain-gobak-sodor
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.