Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri: Negara Harus Dibangun dengan Tidak Saling Paksakan Kehendak

Kompas.com - 04/05/2018, 20:58 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta masyarakat untuk kembali menghargai pilihan setiap warga negara yang berbeda-beda, termasuk pilihan politiknya.

Perilaku memaksakan kehendak dan mencibir pilihan orang lain dinilai Tjahjo sebagai tindakan yang tak beretika dan mengganggu keutuhan bangsa.

"Negara harus dibangun untuk tidak saling memaksakan kehendak bagi setiap warga masyarakat yang mungkin ada beda pendapat," kata Tjahjo seperti dikuti dari situs Kemendagri, Jumat (4/5/2018).

Yang mencuat akhir-akhir ini, lanjut Tjahjo, adalah gelaja sekelompok orang yang memaksakan kehendak pada orang lain yang mungkin berbeda pilihan. Baginya, sikap seperti itu mengabaikan etika dan bahkan bisa menyulut reaksi negatif.

Baca juga : Ibu Berkaus #DiaSibukKerja Ceritakan Kronologi Persekusi Saat Sambangi Polda Metro

"Yang kita lihat selama ini kan ada sekelompok orang yang memaksakan kehendaknya pada kelompok masyarakat lain yang mungkin berbeda pendapat, yang berbeda sikap, pilihan politik. Sikap-sikap semacam ini sebuah sikap politik yang tidak beretika," ujarnya.

Politik, kata Tjahjo, harus dibangun dengan etika. Sehingga demokrasi berjalan benar-benar menjadi sebuah proses politik yang bermartabat.

Dia berpesan agar perhelatan politik apapun jangan sampai melahirkan sikap permusuhan. Apalagi, sampai memecah kerukunan.

"Kita ingin membangun sebuah proses konsolidasi demokrasi politik kita yang lima tahunan ini yang beretika dan bermartabat. Jangan sampai kejadian lima tahun ini mencederai persahabatan, kegotong-royongan sebagai masyarakat yang berkomunikasi berinteraksi setiap harinya," katanya.

Kompas TV Mendagri menyayangkan tindakan intimidasi di kegiatan "car free day" Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com