Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Politik dalam Ceramah Agama Seharusnya Membangun Keberadaban"

Kompas.com - 26/04/2018, 21:02 WIB
Kristian Erdianto,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto berpendapat bahwa ceramah keagamaan di rumah ibadah bisa saja disisipi unsur politik.

Namun, ia menekankan bahwa politik yang disampaikan seharusnya politik yang mempersatukan rakyat, mencerdaskan, dan membangun keberadaban.

Hal ini dikatakan Hasto merespons pernyataan mantan Ketua MPR Amien Rais di Balai Kota, Jakarta, Selasa (24/4/2018) lalu.

"Politik dalam pengertian membangun keberadaban, politik yang mencerdaskan, politik yang menempatkan kekuasaan untuk rakyat. Itu hal yang positif dan bisa juga disampaikan," ujar Hasto saat ditemui di kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (26/4/2018).

"Bukan politik yang memecah belah, tapi politik yang menumbuhkan rasa cinta kepada Tanah Air, patriotisme, politik yang membangun keberadaban, politik yang memberdayakan rakyat, politik yang menempatkan kekuasaan dalam gambaran yang ideal untuk kemaslahatan bangsa dan negara," ucap dia.

(Baca juga: 6 Hal Politis yang Disampaikan Amien Rais di Balai Kota)

Hasto pun mencontohkan kegiatan Ikhwanul Muballighin yang akan mencanangkan Gerakan Nasional Mubalig Bela Negara bersama PDI-P.

Melalui gerakan tersebut, ia berharap rumah-rumah ibadah seperti masjid digunakan juga untuk menyebarkan rasa cinta terhadap Tanah Air.

Dengan demikian, kata Hasto, umat dapat menempatkan agamanya sebagai pembawa kesejahteraan atau rahmatan lil 'alamin.

"Gerakan Nasional Mubalig Bela Negara itu juga menempatkan bagaimana masjid sebagai tempat yang juga bisa dipakai untuk menyampaikan bagaimana upaya untuk membuat umat betul-betul secara lahir dan batin menjadi warga negara yang baik, menempatkan Islam sebagai rahmatan lil' alamin, seperti tadi yang disampaikan oleh teman-teman dari Ikhwanul Muballighin," kata Hasto.

(Baca juga: Azyumardi Azra: Kantor Pemerintahan hingga Rumah Ibadah Tak Boleh Jadi Alat Politik Kekuasaan)

Pernyataan Amien

Dalam pidatonya di Balai Kota, Selasa lalu, Amien mengatakan, Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu adalah keajaiban bagi umat Islam. Sebab, seluruh kelompok pondok pesantren hingga majelis taklim tidak terkoordinasi dengan baik.

Apalagi, survei saat itu tak memihak pada Anies-Sandi yang didukungnya. Namun, ternyata Anies-Sandi menang.

Amien menilai, DKI sebagai miniatur Indonesia bisa mengulang kemenenangan ini di 2019.

"Nah kalau di DKI kita diberi oleh Allah keajaiban itu, insya Allah tahun depan akan ada keajaiaban yang lebih besar lagi," ucap dia.

"Saya mohon ya ini kita jangan kehilangan momentum ini, ini baru jelang pilpres, ustazah kalau peduli negara, pengajian disisipkan politik itu harus, harus itu," kata Amien.

Amien mengutip surat Ar-R'ad ayat 11 yang isinya berbunyi, "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."

"Jadi, we have to change ourselves," kata Amien.

Kompas TV Manurut Taufik, seharusnya tokoh agama diberi ruang untuk menyampaikan ceramah yang berkaitan dengan politik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com