Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pemerintah Sibuk Urus Cita Rasa Makanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Kompas.com - 26/04/2018, 20:52 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Bayu Galih

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Cita rasa makanan untuk para jemaah haji 2018 selama berada di Tanah Suci turut dipikirkan Pemerintah Indonesia.

Permasalahan frekuensi makan yang menjadi masalah sebelumnya kini sudah tuntas. Pemerintah memastikan, selama di sana jemaah haji akan makan sebanyak 40 kali. Jumlah ini meningkat dari tahun 2017 yang hanya makan sebanyak 25 kali.

Meski terdengar sepele, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, cita rasa makanan menjadi salah satu permasalahan setiap ibadah haji berlangsung.

"Masalah taste ini memang problem yang dari tahun ke tahun tidak bisa (diselesaikan) ya," kata Lukman, ketika dijumpai di Istana Bogor, Kamis (26/4/2018) sore.

(Baca juga: Investasikan Dana Haji, Pemerintah Sebut Biaya Haji 2019 Turun)

Lukman mengatakan, bayangkan saja orang Indonesia yang terkenal sangat sensitif soal rasa, tinggal berminggu-minggu di negeri seberang yang cita rasa makanannya jauh berbeda dengan di kampung halaman.

"Anda tinggal di hotel bintang 5 saja, yang makanannya itu berbahan baku pilihan, tinggal di sana tiga hari saja sudah bosan. Apalagi ini yang tinggal berminggu-minggu," ujar Lukman.

Belum lagi soal kegemaran orang Indonesia yang beragam. Misalnya, orang Sumatera dikenal suka dengan makanan bercita rasa pedas. Sementara, orang Jawa dikenal penyuka cita rasa manis.

Tidak hanya bisa mengurangi kekhusyukan beribadah, kata Lukman, persoalan menjadi semakin serius ketika ketidakcocokan cita rasa makanan dengan lidah jemaah haji Indonesia ini berujung pada gangguan kesehatan.

(Baca juga: Ke Madinah, Puan Cek Kesiapan Fasilitas Calon Jemaah Haji Indonesia)

Oleh sebab itu, pemerintah melalui Kementerian Agama terus intens berkomunikasi dengan hotel tempat para jemaah haji menginap. Kemenag melobi agar makanan yang disediakan 'pas' dengan lidah jemaah haji Indonesia.

Hasilnya, makanan jemaah haji Tanah Air selama di Saudi akan bercita rasa 'moderat'.

Apa maksudnya 'moderat'?

"Kepedasannya, keasinannya, keasamannya, manisnya, itu semuanya harus pada titik moderat. Ini agar bisa memenuhi semua, dari yang sangat suka pedas, sampai yang tidak suka pedas. Kan kita beragam kan? Begitu pula yang suka manis, asin dan asam," kata Lukman.

"Moderat dalam hal rasa ini diperlukan juga untuk menjaga kondisi pencernaan seluruh jemaah haji kita. Karena tidak semua memiliki kemampuan pencernaan yang bisa mengonsumsi rasa terlalu ekstrem," ujar dia.

Khusus soal menjaga agar makanan bagi jemaah haji Indonesia tidak membuat tidak enak perut, Kemenag bekerja sama dengan ahli gizi dan para pakar.

Ia pun berharap pelaksanaan ibadah haji 2018 ini berlangsung lancar. Khususnya, soal bagaimana jemaah haji memenuhi kebutuhan pangannya sehari-hari.

Kompas TV Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Badan Pengelola Keuangan Haji melakukan investasi di Arab Saudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Nasional
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com