Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkap Kapal Buronan Interpol, Komandan dan Awak Kapal TNI AL Dapat Penghargaan

Kompas.com - 10/04/2018, 11:27 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) Laksamana Muda TNI Yudo Margono memberikan penghargaan kepada komandan serta seluruh awak Kapal TNI AL Simeulue.

Awak kapal Simeulue berhasil menyergap dan mengamankan kapal buronan Interpol, STS-50, di perairan tenggara Pulau Weh, Provinsi Aceh, Jumat (6/4/2018) lalu.

"Alhamdulilah kita berhasil menangkap kapal tersebut. Untuk itu, keberhasilan para prajurit patut diapresiasi karena kemampuan dan profesionalisme mereka dalam melaksanakan tugas," ujar Yudo sebagaimana dikutip dari siaran pers resmi Koarmabar, Selasa (10/4/2018).

Yudo menceritakan kembali bagaimana Koarmabar berhasil mengamankan kapal tersebut.

(Baca juga : Diduga Akan Mencuri Ikan di Perairan Aceh, Kapal Asing Buronan Interpol Ditangkap)

Awalnya, TNI AL satuan Koarmabar dan Satgas 115 menerima informasi dari Interpol bahwa kapal buruannya, STS-50, akan mengarungi perairan Indonesia. Tepatnya di sebelah utara Sabang, Aceh.

STS-50 atau yang memiliki nama lain 'Sea Breeze' atau 'Andrey Dolgov' berlayar dari perairan Madagascar menuju ke Korea.

Kapal itu direncanakan melintasi Samudera Hindia dan Selat Malaka agar mudah mengisi bahan bakar.

Atas laporan itu, Yudo langsung memerintahkan jajarannya untuk melaksanakan penyekatan, penyergapan, penangkapan dan pemeriksaan atas kapal tersebut.

(Baca juga : Kapal Buruan Interpol Ditangkap, Menteri Susi Ungkap Modus Baru Pencurian Ikan di Indonesia)

"Setelah mendapatkan informasi keberadaan kapal target, saya segera memerintahkan unsur-unsur KRI, KAL dan pesawat udara jajaran Koarmabar untuk menyergap dan menangkap target," ujar Yudo.

Perintah itu kemudian direspons cepat oleh Komandan Lanal Sabang dengan menurunkan tim WFQR dengan Patkamla KAL Simeulue.

Tidak hanya menyerahkan penghargaan, Pangarmabar juga memimpin patroli udara di sekitar Selat Malaka.

Dengan menggunakan pesawat patroli TNI AL jenis Cassa P-852, patroli dimulai dari perairan Aceh Utara menyisir ke Aceh Tenggara dan dilanjutkan ke perairan Pereula-Langsa-Pangkalan Susu dan Ron di Kualanamu, Medan.

Pesawat patroli ini memiliki teknologi survaillance system type Thomson, yakni radar yang mampu mendeteksi obyek/kapal dari ketinggian maksimal 5.000 kaki.

Data-data yang diperoleh dari radar itu, antara lain haluan obyek, kecepatan dan posisi.

Radar juga berfungsi sebagai pemantau cuaca, navigasi dan dapat mengambil gambar obyek dari ketinggian maksimal 5.000 kaki.

"Saya ingin memastikan keadaan dan situasi Selat Malaka dipantau dari udara dalam keadaan aman, tidak ada pelanggaran maupun aktifitas ilegal. Hal ini penting kita lakukan karena kehadiran unsur Koarmabar dalam patroli adalah untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna laut," ujar Yudo.

Selama patroli, keadaan Selat Malaka terpantau kondusif. Berdasarkan monitoring MPA menggunakan radar deteksi, tidak ditemukan aktifitas mencurigakan. Hanya terlihat aktifitas rutin pelayaran kapal besar dan nelayan lokal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com