Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilpres 2019, Capres Dinilai Tak Bisa Maju dengan Modal "Sandal Jepit"

Kompas.com - 03/04/2018, 22:22 WIB
Yoga Sukmana,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar komunikasi politik Effendi Gazali menilai, calon presiden yang akan maju dalam kontestasi Pilpres 2019 akan mempertimbangkan banyak hal, termasuk dalam memilih cawapres.

Tidak akan mungkin seseorang maju dalam pilpres dengan modal seadanya alias hanya bermodal sandal jepit. Begitu pula ketika seorang capres akan memilih cawapres. 

"Orang tidak bisa bilang ada calon presiden maju dengan sandal jepit," ujarnya di Gramedia Matraman, Jakarta, Selasa (3/4/2018).

(Baca juga: AHY Sebut Jokowi dan Prabowo Belum Aman untuk Pilpres 2019)

Pengamat komunikasi politik, Effendi Gazali.KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO Pengamat komunikasi politik, Effendi Gazali.

Artinya, capres yang maju pada 2019, termasuk petahana sekalipun, perlu menimbang sosok cawapres yang mampu menaikan elektabilitas.

Sebab dari berbagai survei, Presiden Jokowi sekalipun tidak memiliki elektabilitas yang lebih dari 60 persen. Itu artinya, posisi elektabilitas petahana belum aman.

Kondisi Jokowi berbeda dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat maju Pilpres untuk kedua kalinya pada 2009 lalu. Saat itu elektabilitas SBY lebih dari 70 persen.

(Baca juga: Sinyal Gerindra dan PKS untuk Gatot Nurmantyo Menuju Pilpres 2019...)

Effendi menilai, bila Jokowi ingin maju di Pilpres 2019, maka ia harus menggandeng tokoh yang dinilai dekat dengan tokoh Islam. Hal itu dinilai penting karena Jokowi kerap diserang lewat isu agama.

Selain itu, cawapres Jokowi juga haruslah tokoh yang mampu menangkal tiga isu besar yakni isu kebangkitan PKI, kriminalisasi ulama, dan isu masuknya pekerja dari China.

Effendi menyebut dua nama yang dinilai cocok untuk mendampingi Jokowi. Dua nama itu yakni mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dam mantan Ketua MK Mahfud MD.

Kompas TV Partai Gerindra masih menjaring sejumlah nama yang dipersiapkan untuk mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com