JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo angkat bicara terkait alasannya selalu menolak berkomentar membahas kandidat calon presiden dan wakil presiden jelang Pilpres 2019.
Tjahjo menegaskan dirinya sedang menjabat sebagai seorang menteri yang bertanggung jawab kepada Presiden Joko Widodo dan masyarakat Indonesia.
"Kewajiban sebagai pembantu Presiden adalah bekerja dan bekerja melaksanakan tanggung jawab untuk mencapai garis yang telah di tentukan Presiden dan melaksanakan fungsi jabatan dengan benar dan sebaik-baiknya untuk masyarakat," ujar Tjahjo dalam keterangan resminya, Minggu (1/4/2018).
Di sisi lain, Tjahjo menjelaskan, sudah sepatutnya seorang menteri melaksanakan amanat serta menjaga martabat dan kehormatan Presiden. Politisi PDI-P itu juga ingin memberikan keluwesan kepada masyarakat dalam melihat perkembangan situasi jelang Pilpres 2019.
Baca juga : Tanggapi KPU, Mendagri Sebut 4,6 Juta Pemilih Pilkada Belum Rekam E-KTP
"Saya tetap akan bekerja mengalir dengan penuh tangguh jawab. Posisi saya sebagai Mendagri pada prinsipnya akan mendukung Bapak Presiden yang kelak didukung partai koalisi menjadi capres pada Pilpres 2019," kata dia.
Sementara itu, terkait cawapres Jokowi, Tjahjo menilai kewenangan tersebut sepenuhnya ada di tangan Jokowi. Ia mempersilakan pimpinan partai politik, pengamat politik hingga lembaga sipil untuk terus memantau perkembangan Pilpres 2019.
"Sebagai pembantu Presiden Pak Jokowi, tidak etis menurut saya jika ikut berkomentar tentang capres dan cawapres," katanya.
Ia pun menegaskan, saat ini terus fokus bekerja sebagai menteri hingga masa tugasnya di kabinet Presiden Jokowi berakhir.