Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: Pembobolan ATM dengan Skimmer Kejahatan Terorganisir

Kompas.com - 22/03/2018, 07:31 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, penyidik tidak bisa mengungkap sindikat pembobolan ATM dengan metode skimming dalam waktu singkat.

Kejahatan ini diduga telah dirancang sedemikian rupa oleh jaringan yang melibatkan warga negara lain.

"Memang ini kejahatan yang terorganisir. Ada yang mengambil data, mencetak, menjual, dan mengambil duitnya," ujar Setyo di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (21/3/2018).

Baca juga: Marak Skimming ATM, Jusuf Kalla Minta Bank Perbaiki Sistem

Setyo mengatakan, Polri membutuhkan waktu lebih lama untuk melacak pelaku-pelaku lain. Upaya pelacakan ini dilakukan juga melalui kerja sama internasional dengan beberapa negara, salah satunya dalam pertukaran informasi dan data.

"Upaya represifnya kita kejar pelakunya. Sekarang ini kita sudah dapet beberapa tersangka dan barang buktinya," kata Setyo. 

Di sisi lain, polisi meminta pihak Imigrasi untuk memperketat pemantauan terhadap warga negara asing yang masuk ke Indonesia. Jangan sampai alat skimmer itu lolos dari keamanan perbatasan.

Modus pembobolan dengan skimmer ini merupakan cara lama.

Setyo mengatakan, ia pernah mengungkap kasus pemalsuan kartu kredit. Modusnya sama seperti saat ini, yaitu pelaku meng-copy data nasabah pada kartu yang dimasukkan ke ATM dan kemudian disalin di kartu kosong.

Baca juga: Kejahatan Skimming ATM dan Keterlibatan Warga Negara Asing

Dengan maraknya kejahatan tersebut, Polri juga memberi instruksi khusus kepada jajaran Polda dan Polres.

"Kalau ada Polda yang mengalami kasus, kami biasa berikan penerangan kesatuan. Begitu ada kejadian, kita beri info ke wilayah untuk meningkatkan kewaspadaan," kata Setyo.

Setyo meminta masyarakat waspada saat menggunakan mesin ATM. Kalau bisa, transaksi jangan dilakukan di ATM yang sepi dan jaih dari pantauan keamanan. 

Selain itu, pihak bank juga diminta memperkuat sistem pengamanan mereka.

"Dengan adanya perkembangan teknologi perbankan juga dituntut menciptakan kartu yang tingkat security-nya ditingkatkan," kata dia.

Kompas TV Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan pelaku menggunakan sejumlah modus agar aksinya tak terlacak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com