Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak "Skimming" ATM, Jusuf Kalla Minta Bank Perbaiki Sistem

Kompas.com - 20/03/2018, 19:38 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta bank memperbaiki sistemnya agar praktik pencurian uang dalam rekening nasabah melalui modus skimming tidak terjadi lagi.

"Bank harus mengintrospeksi sistemnya. Itu tentu tanggung jawab bank masing-masing. Kalau terjadi begitu, berarti ada kelemahan di sistem yang harus diperbaiki," ujar Kalla di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (20/3/2018).

Berdasarkan laporan yang ia terima dari kepolisian, ada 62 bank di Indonesia yang nasabahnya jadi korban pencurian uang dalam rekening melalui modus skimming.

Baca juga : Kejahatan Skimming ATM dan Keterlibatan Warga Negara Asing

Kalla juga meminta kepolisian terus memburu para pelaku tindak kejahatan tersebut agar nasabah di Indonesia merasa aman.

"Polisi harus menangkap mereka. Ini kriminal murni ya. Mereka memahami kelemahan yang ada ya. Karena itu mereka membobolnya," ujar Kalla.

Diberitakan, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, aksi pembobolan rekening melalui metode skimming di mesin ATM, mulai marak kembali. Oleh sebab itu, ia meminta bank menambah sistem keamanan.

Baca juga : Buntut Skimming di Kediri, BRI Blokir Transaksi Luar Negeri Simpedes

"Bank harus mempunyai pengaman dan meningkatkan pengamanan, baik untuk kepentingan konsumen atau kepentingan bank sendiri," ujar Setyo di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa siang.

Setyo mengatakan, Polri telah bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan otoritas bank untuk meningkatkan kesadaran soal lemahnya sistem perbankan. Menurut dia, pihak bank perlu melakukan pengecekan keamanan secara berkala.

"Jadi sistem atau software harus dicek pada kurun waktu tertentu. Jangan nanti kita lengah," kata Setyo.

Kompas TV Polisi kembali meringkus satu pelaku dari sindikat pembobol uang nasabah melalui modus skimming pelaku yang diringkus adalah warga negara Bulgaria.


Selain itu, Setyo juga mengimbau masyarakat berhati-hati saat akan mengambil uang di mesin ATM. Masyarakat harus memastikan mesinnya aman, tidak ada kamera tersembunyi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com