JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi merasa perihatin dengan perkembangan meningkatnya narkoba yang masuk ke Indonesia.
Menurut dia, hanya dalam tiga bulan di 2018 ini, jumlah narkoba yang dapat diamankan petugas nyaris sama dengan seluruh tangkapan tahun lalu.
"Sepanjang tahun lalu yang tertangkap sebesar 3 ton, namun untuk tahun 2018, hanya dalam 3 bulan sudah 2,5 ton," kata Heru, dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9, di Gedung Serbaguna Kementerian Kominfo, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (20/3/2018).
Baca juga : Kepala BNN Target Bongkar 26 Sindikat Narkoba di 2018
Dia mengatakan Indonesia menjadi target pasar narkoba yang besar. Pintu masuk yang kerap digunakan para sindikat narkoba ini di antaranya melalui Batam, Bandara Soekarno Hatta, Bandara Juanda, kemudian Bali dan Bandung.
Selain itu, mereka juga biasa memanfaatkan daerah perbatasan seperti di Entikong, Kalimantan Barat. Namun, karena perbatasan, bandara, dan pelabuhan pemeriksaannya ketat, para pengedar pun menurut dia mencoba cara baru yakni melalui pengiriman pos kilat.
Baca juga : Politisi PDI-P: Tembak Mati ke Pengedar Narkoba, Jangan Bicara HAM
Dalam menangani masalah ini, Heru menyatakan Bea Cukai akan terus bersinergi dengan lembaga atau instansi negara yang terkait seperti BNN, Polri, TNI, BPOM, Kemenkes, Kemensos, dan masyarakat untuk mencegah masuknya narkoba ke Tanah Air.
Menurut dia, sindikat narkoba ini tentu lintas negara bahkan global. Karenanya, pemberantasannya pun harus melalui koordinasi antar lembaga baik dalam negeri maupun dengan luar negeri.
"Mafia narkoba pasti bersindikat dan jadi musuh bersama, maka kita harus memerangi mereka bersama-sama," ujar Heru.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.