Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Sambangi DPP Partai Golkar, UUD 1945 Jadi Obyek Pembicaraan

Kompas.com - 20/03/2018, 15:16 WIB
Yoga Sukmana,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak isu yang dibicarakan oleh petinggi Partai Golkar dan PDI Perjuangan saat keduanya mengadakan pertemuan di Kantor DPP Partai Golkar, Kemanggisan, Jakarta Barat, Selasa (20/3/2018). Salah satu pembahasan adalah Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengungkapkan, kedua partai menilai perlu adanya evaluasi terhadap UUD 1945 meski sudah diamandemen sebanyak empat kali.

"Tentu ini akan menjadi bahan pasca-pemilu. Pilkada, pileg dan pilpres," kata Airlangga di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta.

Airlangga yang juga menjabat sebagai Menteri Perindustrian di Kabinet Kerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo itu mengungkapkan, baik Partai Golkar maupun PDI-P telah sepakat untuk mengevaluasi UUD 1945.

Namun, Airlangga tidak menjelaskan lebih lanjut akan hal atau pasal apa saja yang dinilai perlu dievaluasi.

(Baca juga: Amandemen Ke-5 UUD 1945: Dari Usulan, Wacana ke Tindakan)

Di tempat yang sama, Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menuturkan, sebelum sampai ke pembicaraan amandemen UUD 1945, Partai Golkar lebih fokus persiapan Pilkada Serentak 2018 serta Pileg dan Pilpres 2019.

"Apa pun terkait soal amandemen bahwa pelaksanaan dari UUD 1945 yang telah diamandemen empat kali tersebut harus dievaluasi. Karena itu kan merupakan bagian dari pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Ace.

Dalam berbagai kesempatan, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan keinginannya menghidupkan lagi Garis Besar Haluan Negara (GBHN).

Menetapkan GBHN dinilai sangat penting agar Indonesia bisa memiliki haluan-haluan yang jelas. Selain itu pembangunan dan sinergi antardaerah bisa lebih terjalin.

Adapun, jalan untuk mengembalikan GBHN yakni dengan melakukan amandemen terbatas terhadap UUD 1945.

Namun, Ace menuturkan, pertemuan antara petinggi Partai Golkar dan PDI-P tidak membahas spesifik terkait dengan perlu atau tidaknya GBHN kembali dihidupkan.

"Partai Golkar tidak membahas secara khusus terkait GBHN tersebut. Walaupun terus terang saja Partai Golkar juga memiliki visi negara kesejahteraan 2045," kata Ace.

Kompas TV Wacana memasangkan kembali Jusuf Kalla sebagai Calon Wakil Presiden Joko Widodo muncul di elite partai koalisi pendukung pemerintah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Nasional
Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Nasional
Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Nasional
Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com