Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Poros Ketiga Sulit Terbentuk, PKB Isyaratkan Merapat ke Jokowi

Kompas.com - 19/03/2018, 07:27 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding menilai, sulit membentuk poros ketiga di luar poros koalisi yang mendukung Joko Widodo dan Prabowo Subianto pada Pemilu Presiden 2019.

"Saya sudah bilang, poros ketiga itu kecil kemungkinan karena seorang pasangan itu harus didukung 20 persen, sementara 5 partai sudah ke Pak Jokowi, 2 partai ke Gerindra, yang belum PKB, Demokrat, dan PAN," kata Karding di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Minggu (18/3/2018).

Baca juga: Demokrat Berjuang Bentuk Poros Ketiga Hadapi Pilpres 2019

Karding mengatakan, Demokrat menunjukkan sinyal bakal merapat ke kubu Jokowi. Sementara itu, PKB masih terus mematangkan posisinya pada Pilpres 2019.

Ia mengungkapkan, hampir semua stakeholder di PKB beserta para ulama Nahdlatul Ulama (NU) menginginkan agar PKB kembali bersama Jokowi seperti pada Pilpres 2014.

Baca juga: Romahurmuziy Sebut Pembentukan Poros Ketiga Hanya Basa-basi Politik

Karding membantah bahwa komunikasi politik yang dilakukan dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Demokrat dalam rangka penjajakan pembentukan poros ketiga.

"Enggak ada, itu kan enggak membahas poros baru, hanya ngopi-ngopi. Ya, kalau rutin kami bertemu, tetapi bukan urusan itu, kadang-kadang bahas pilpres, tetapi kecil porsinya," lanjut Karding.

Kompas TV Partai Demokrat hingga kini belum menentukan arah koalisi untuk Pemilu 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Nasional
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com