JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon memprediksi hanya ada dua calon yang akan bertarung pada Pilpres 2019, yakni Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Artinya, kontestasi pada Pilpres 2014 akan kembali terjadi di Pilpres 2019.
"Prediksi saya dari awal kan memang akan head to head. Hanya ada dua calon. Rematch atau two horse race. Jadi sejak awal saya berpendapat seperti itu," ujar Fadli saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/3/2018).
(Baca juga : Fadli Zon: Deklarasi Prabowo Capres 2019 Setelah Rakornas Gerindra April 2018)
Sebab hingga saat ini hanya ada dua nama yang dianggap mampu, yakni Jokowi dan Prabowo.
Di sisi lain, Demokrat juga telah memberikan sinyal untuk mendukung Presiden Jokowi.
(Baca juga : SBY: Jika Ditakdirkan, Demokrat Senang Bisa Berjuang Bersama Jokowi)
Dengan demikian, Fadli menganggap terbentuknya poros ketiga akan semakin sulit.
"Sulit untuk terbentuknya poros ketiga karena sekarang ujungnya itu cuma ada dua nama dianggap dalam sejumlah polling layak atau mampu menjadi capres, yaitu Pak Jokowi dan Pak Prabowo," tuturnya.
"Poros ketiga itu saya kira agak lemah dari sisi analisis, dari sisi kultur maupun dari sisi persenyawaan politiknya itu mungkin agak kurang. Menurut saya, akan hanya ada dua calon. Walaupun yang namanya politik apa saja bisa terjadi," kata Fadli.
(Baca juga : Zulkifli Hasan: Perlu Keajaiban untuk Munculkan Poros Ketiga
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan. Ia menilai, wacana pembentukan poros ketiga selain poros pendukung Jokowi dan Prabowo pada Pilpres 2019 sulit terbentuk.
Ia memprediksi hanya akan muncul dua poros dalam kontestasi di Pilpres 2019.
"Saya bilang dua poros. Tapi kalau ada ketiga (poros ketiga) itu perlu ada keajaiban," ujar Zulkifli saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/3/2018).
Saat ini masih tersisa lima partai yang belum mendeklarasikan capres, yakni Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Gerindra, dan Partai Demokrat.