Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Perhimpunan Pelajar Indonesia
PPI

Perhimpunan Pelajar Indonesia (www.ppidunia.org)

60 Tahun Indonesia-Selandia Baru, Belajar dari Negeri Kiwi

Kompas.com - 15/03/2018, 14:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TAHUN ini, Indonesia memperingati 60 tahun hubungan bilateralnya dengan sebuah negara bernama Selandia Baru. Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan mengunjungi "kawan lama" ini pada pertengahan Maret ini.

Dari Tanah Air, negara "kecil" yang pernah didapuk sebagai negara ter-islami sedunia itu berjarak sekitar 12 jam penerbangan.

Berangkat dari pengalaman saya belajar selama beberapa tahun di sana, ada beberapa hal penting nan menarik dan baik yang bisa Indonesia pelajari dari Negeri Kiwi tersebut.

Jarang diketahui

Nama Selandia Baru sudah cukup umum didengar masyarakat Indonesia. Namun, masih jarang yang tahu negara ini secara detail.

Selandia Baru merupakan negara persemakmuran Inggris di kawasan Asia Oceania selain Australia. Laiknya negara bekas jajahan Inggris, negara ini dipimpin oleh seorang perdana menteri dengan gubernur jenderal sebagai simbol negara.

Pemilunya dilaksanakan setiap tiga tahun sekali. Partai Buruh pimpinan Jacinda Ardern memenangi pemilu negara berpenduduk 4,8 juta itu.

Dalam hal ekonomi, produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebenarnya jauh lebih besar ketimbang Selandia Baru, yakni hampir 4 kali lipat. Namun, ketika bicara PDB per kapita, Indonesia hanya sepersepuluhnya.

Kondisi itu tidak menghalangi kedua negara ini untuk terus bekerja sama dalam hal ekonomi. KBRI di Wellington (2018) menyatakan bahwa total nilai perdagangan Indonesia-Selandia Baru mencapai sekitar 1 juta dollar AS.

Jumlah wisatawan Selandia Baru ke Indonesia mencapai 100.000 orang pada tahun 2017. Adapun wisatawan Indonesia ke Selandia Baru mencapai 28.000 di tahun yang sama.

Secara umum, Selandia Baru adalah negara dengan populasi relatif sedikit, tetapi tingkat ekonominya maju. Kualitas infrastruktur, pelayanan pendidikan, dan kesehatan Selandia Baru setara dengan negara maju pada umumnya.

Belajar dari kawan

Selama saya menyelesaikan studi magister di sana, saya banyak berinteraksi dengan berbagai kelompok masyarakat seperti kalangan akademik, seperti pelajar dan dosen, politisi, pengusaha, dan warga lokal pada umumnya.

Dalam beberapa kesempatan, saya juga dapat menyaksikan jalannya sidang di parlemen karena memang ada waktu khusus yang dibuka untuk publik.

Pada setiap interaksi ini, saya berpikir bahwa ada beberapa hal menarik yang bisa Indonesia pelajari dari kawannya itu, yang sering disebut sebagai Negeri the Hobbit.

Pertama, Selandia Baru menganut paham promosi berbasis kinerja dalam birokrasi dan anggarannya. Sistem ini menjadikan semua pegawai negerinya bukanlah pegawai tetap.

Mereka bekerja di bawah kontrak yang akan diperbarui ketika evaluasi menunjukkan hasil kinerja yang memuaskan.

Semakin tinggi jabatan seseorang di birokrasi, makin ketat juga proses evaluasinya. Ini menuntut semua pegawai yang "naik pangkat" juga harus lebih baik kinerjanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com