JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir meminta masyarakat untuk melakukan pengecekan terlebih dahulu apabila menerima informasi yang belum jelas kebenarannya.
Bahkan, kata dia, agama Islam sendiri sejak lama mengajarkan umat muslim untuk tabayun atau melakukan klarifikasi langsung ke pihak terkait.
"Kita tidak ingin di masyarakat berkembang opini yang belum tentu sepenuhnya benar. Oleh karena itu, agama mengajarkan untuk tabayun," kata Haedar dalam pengajian bulanan di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (9/3/2018).
(Baca juga: Di Pengajian Muhammadiyah, Kapolri Blak-blakan soal Isu Penyerangan Ulama)
Karena proses tabayun tersebut, PP Muhammadiyah pun mengundang Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dalam pengajian yang membahas isu penyerangan terhadap ulama ini.
Haedar memberi kesempatan kepada Tito untuk menjelaskan kepada warga Muhammadiyah yang hadir mengenai duduk perkara yang sebenarnya.
Tito pun menegaskan, dari 46 isu penyerangan terhadap ulama, hanya 3 yang benar-benar terjadi.
Haedar mengatakan, dengan Tabayun, maka bisa diketahui persoalan yang sebenarnya terjadi. Tabayun juga bisa menjadi ajang silaturahim.
"Dengan silaturahim, maka komunikasi yang dilakukan akan berbeda dengan di media sosial. Biasanya kalau kita ketemu langsung orangnya, yang tadinya marah jadi tidak marah," ucap Haedar.