Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: Dari 45 Isu Penganiayaan Ulama, Hanya Tiga yang Terjadi

Kompas.com - 05/03/2018, 14:21 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satuan Tugas Nusantara Irjen Gatot Eddy Pramono mengatakan, Polri menghimpun setidaknya ada 45 isu terkait penyerangan dan penganiayaan ulama yang terjadi di beberapa daerah.

Kasus itu dihimpun dari laporan masyarakat maupun yang beredar di media sosial.

"Kalau dilihat dari 45 peristiwa tersebut, tiga kejadian yang benar-benar terjadi. Sebanyak 42 adalah hoaks," ujar Gatot dalam konferensi pers di Ruang Rapat Utama Mabes Polri, Jakarta, Senin (5/3/2018).

Gatot mengatakan, Polri membagi 45 isu tersebut dalam empat kategori. Pertama, yakni peristiwa yang benar-benar terjadi. Penganiayaan terhadap ulama terjadi di Cicalengka dan Cigondewa di Jawa Barat; serta di Lamongan, Jawa Timur.

Di ketiga daerah tersebut, korbannya adalah pemuka agama. Sementara pelakunya diduga orang dengan gangguan jiwa.

"Kami minta sampai tiga orang psikiater untuk meyakinkan apakah orang diduga gangguan jiwa. Ternyata betul, gangguan jiwa," kata Gatot yang juga Staf Ahli Kapolri Bidang Sosial Ekonomi itu.

(Baca juga: Kapolri: Isu Penyerangan Ulama Mayoritas Hoaks)

Kategori kedua, yakni diduga terjadi peristiwa penganiayaan ulama, namun ternyata kejadiannya direkayasa. Namun, kejadian itu diviralkan di media sosial seolah-olah peristiwa itu benar terjadi. Untuk kategori tersebut, ada empat kejadian.

Ketiga, terjadi kasus pelanggaran pidana umum berupa lenganiayaan. Namun, korbannya bukan pemuka agama, melainkan orang biasa. Salah satunya yang terjadi di Bogor.

Dilaporkan bahwa penganiayaan terjadi terhadap ustaz oleh orang denfan gangguan kejiwaan. Setelah ditelusuri, ternyata korban adalah petani.

"Adanya pidana umum dengan korban yang ternyata bukan ulama, pelakunya juga bukan orang dengan gangguan jiwa, ada enam," kata Gatot.

(Baca juga: Ma'ruf Amin Minta Polri Usut Tuntas Kasus Penyerangan Ulama)

Terakhir, ada 32 isu penyerangan ulama yang diviralkan seolah-olah benar terjadi. Namun, begitu dikroscek di lapangan, ternyata sama sekali tidak ada kejadian tersebut.

Dari pendalaman Satgas Nusantara di lapangan, belum ditemukan keterkaitan peristiwa penyerangan ulama di Cicalengka, Cigondewa, dan Lamongan.

Namun, di media sosial, polisi menemukan keterkaitan yang kuat. Gatot mengatakan, diduga ada jaringan yang menggoreng isu tersebut hingga menjadi viral. Isu tersebut didesain sedemikian rupa seolah terjadi penyerangan ulama yang masif.

"Siapa yang melakukan? Dari pendalaman tim siber, ini dilakukan kelompok yang dinamakan eks Saracen dan Muslim Cyber Army," kata Gatot.

Gatot mengatakan, tim belum berhenti bekerja hingga saat ini. Ia memastikan akan membongkar jaringan penyebar hoaks dan ujaran kebencian itu hingga akarnya.

Kompas TV Tersangka, warga Gegerbitung, Sukabumi, Jawa Barat, ditangkap akibat postingan-nya di media sosial yang memiliki ratusan ribu pengikut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com