JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat diharapkan tidak terlalu menggunakan emosinya secara berlebihan ketika berpartisipasi dalam pesta demokrasi di Pilkada Serentak 2018, Pileg dan Pilpres 2019.
Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Jimly Asshiddiqie mengingatkan agar masyarakat bijak dalam mencerna berbagai informasi yang beredar di media sosial.
"Kita sebagai anak bangsa jangan terpengaruh atau kelewat baper lah oleh berbagai isu kebencian dan memecah belah," kata Jimly pada diskusi media bertema Peta Politik Indonesia: Kiprah ICMI dalam Tahun Politik 2018, di Jakarta, Rabu (7/3/2018).
(Baca juga: Wiranto: Jangan Sampai Tahun Politik Menyebabkan Trauma di Masyarakat)
Jimly melihat kebebasan berpendapat di media sosial kerapkali melewati batas etika dan moral. Sebab, orang-orang yang berselancar di media sosial bisa menyamarkan identitasnya dan bebas mengumbar kebencian dan hoaks tanpa takut akan rasa salah.
"Sehingga kekerasan verbal dan hoaks itu bebas melakukannya tanpa ada rasa salah. Maka ini dampak dari disruptive technology yang bisa digunakan siapa saja," kata dia.
Kendati demikian, sudah sepatutnya pemerintah menindak tegas berbagai pihak yang menyalahgunakan media sosial untuk menyebarkan isu provokatif dan hoaks.
Jimly juga menegaskan agar masyarakat tidak mengumbar kebencian dan hoaks dengan mengatasnamakan identitas tertentu.
"ICMI mengimbau agar politik identitas tidak dipertajam sehingga menimbulkan konIIik dan kerawanan sosial di masyarakat," ujarnya.
(Baca juga: Cerita Kapolri yang Takut-takut Bicara di Tahun Politik)
Mantan Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu itu juga berharap agar para pemilih bersikap sportif dan lapang dada ketika calon pilihannya kalah dalam pilkada. Oleh karena itu, akan lebih baik jika para pendukung calon yang kalah bisa mendukung penuh calon terpilih.
"Kalau sudah kalah ya, kita dukung siapa saja yang resmi terpilih, mari bangun tradisi saling menghormati," ujarnya.
Di sisi lain, kata dia, calon kepala daerah yang terpilih juga harus menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang mengayomi seluruh masyarakat.
"Jadikanlah pilkada ini jadi metode pemilihan yang sehat. Jadi jangan dibesar-besarkan, nanti yang terpilih harus jadi pemimpin semua golongan," ujar dia.