Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Isu Penyerangan Ulama Mayoritas Hoaks

Kompas.com - 03/03/2018, 22:36 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, isu penyerangan terhadap pemuka agama digoreng secara masif di media sosial. Polisi mendapat pengaduan 45 kasus penyerangan ulama. Setelah dikroscek di lapangan, hampir seluruhnya hoaks atau bohong.

"Dari itu hanya tiga yang betul ada peristiwa dengan korbannya ulama atau pengurus mesjid. Di Jawa Timur ada satu, di Jawa Barat dua," kata Tito saat ditemui di acara Tarbiyah PERTI di Jakarta, Sabtu (3/3/2018).

Ia mengatakan, dari penelusuran satuan tugas nusantara, ada empat klasifikasi terkait isu penyerangan ulama.

Pertama, ada tiga peristiwa yang benar-benar terjadi dengan korban ulama dan pelaku orang dengan gangguan kejiwaan.

"Ini peristiwa spontan. Tapi di medsos kemudian dibumbui," kata Tito.

Baca juga : Maruf Amin Minta Polri Usut Tuntas Kasus Penyerangan Ulama

Kedua, ada peristiwa penyerangan yang direkayasa. Ia menyebutkan, ada laporan di Cicalengka Ciamis, Kediri, dan Balikpapan mengenai penganiayaan ulama. Setelah dilakukan rekonstruksi, ketahuan bahwa peristiwa itu dibuat-buat dan tidak benar-benar terjadi. Bajunya sengaja dirobek seolah diserang dengan parang.

"Alasannya ingin dapat perhatian karena kekuarangan ekonomi," kata Tito.

Ketiga, polisi menerima laporan adanya penganiayaan ulama di Bogor, Jawa Barat. Pelakunya diduga orang gangguan kejiwaan. Namun, setelah dicek, ternyata korban bukan ulama, melainkan petani. Sedangkan pelakunya adalah tetangganya sendiri.

Klasifikasi keempat, kata Tito, beredar kabar adanya peristiwa penganiayaan. Namun, ternyata kabar tersebut bohong.

Dengan melihat modus tersebut, Tito menilai ada pihak yang sengaja menggoreng isu tersebut menjadi besar dan meresahkan masyarakat.

Karena itu, ia meminta masyarakat lebih selektif memilah informasi yang diterima. Jangan menelan mentah-mentah kabar yang disebarkan orang lain, bahkan oleh orang terdekat.

"Tolong tabayyun. Jangan termakan, apalagi sampai berkonflik di antara kita," kata Tito.

Baca juga : Kabar Teror Penyerangan Ulama di Karawang Hoaks

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com