Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bibit Samad Rianto: Ada Lima Hal untuk Cegah Calon Kepala Daerah Korupsi

Kompas.com - 03/03/2018, 21:30 WIB
Robertus Belarminus,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto menyatakan, ada lima hal untuk mencegah calon kepala daerah tidak melakukan korupsi.

Hal tersebut disampaikan Bibit dalam diskusi publik bertema "Menciptakan Politik Bersih Tanpa Mahar untuk Indonesia Sejahtera", yang diselenggarakan Gerakan Kasih Indonesia (Gerkindo), di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (3/3/2018).

Pertama, Bibit mengatakan, calon kepala daerah bisa berpotensi melakukan korupsi karena ternyata ada biaya yang mesti dikeluarkan untuk konsituennya.

Bibit menceritakan pengalamannya diminta menjadi calon anggota legislatif di suatu daerah di Kalimantan Timur pada 2004. Ada pihak yang meminta uang ratusan juta kepadanya agar dipilih oleh masyarakat.

"Bukan hanya mahar, tapi (untuk) konstituen juga perlu (biaya)," kata Bibit.

Akhirnya dia batal menjadi caleg. Menurut Bibit, pendidikan politik perlu untuk masyarakat untuk mengatasi kasus semacam itu. Partai politik, menurut dia, termasuk pihak yang berperan mengedukasi masyarakat.

Baca juga: Bahaya! Korupsi Dulu, Kembalikan kalau Ketahuan

Kemudian yang kedua, yakni calon kepala daerah harus bisa menekan biaya kampanye semurah mungkin. Misalnya, tidak harus kampanye pawai di jalan yang butuh biaya besar.

"Tidak harus begini, begitu. Kemarin ada larangan tidak boleh pawai, arak-arakan di jalan," ujar Bibit.

Hal yang ketiga, calon kepala daerah juga harus transparan dengan sumbangan kampanye yang masuk. Namun, lanjut Bibit, masalahnya mereka yang menyumbang ke seorang calon kepala daerah biasanya enggan mengungkapkan identitasnya.

Baca juga: PSHK: Pengembalian Uang Korupsi Tak Bisa Hilangkan Pidana

Lalu yang keempat, hampir sama dengan yang pertama. Menurut dia, pendidikan politik belum berhasil dilakukan ke masyarakat. Sebab, masih ada masyarakat yang memilih seorang calon karena iming-iming uang. Seharusnya pendidikan politik yang baik bisa mencegah hal ini terjadi.

Terakhir yang kelima, Bibit mengatakan, sebagai negara penganut demokrasi, di mana partai politik merupakan pilar demokrasi, negara seharusnya dapat membiayai sepenuhnya partai politik.

"(Di sini) Badan Pemeriksa Keuangan bisa mengaudit penuh," ucap Bibit.

Kompas TV KPK menangkap dan menahan Wali Kota Kendari dan ayahnya yang maju sebagai calon gubernur Sulawesi Tenggara terkait kasus suap senilai 2,8 miliar rupiah.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Nasional
Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Nasional
Transaksi Judi 'Online' Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Transaksi Judi "Online" Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Nasional
Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Nasional
Habiburokhman: Judi 'Online' Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Habiburokhman: Judi "Online" Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Nasional
Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Nasional
Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Nasional
Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Nasional
Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Nasional
Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Nasional
Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com