Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Jadi Sorotan, Perlukah Jokowi Pilih Cawapres Ekonom?

Kompas.com - 27/02/2018, 18:50 WIB
Yoga Sukmana,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bidang ekonomi menjadi bidang yang paling disorot publik dari pemerintahan Joko Widodo.

Bahkan dalam berbagai survei, tingkat kepuasan masyarakat yang paling rendah selalu ada di bidang ekonomi.

Lantas untuk Pemilu 2019 nanti, perlukah Jokowi memilih calon wakil presiden (cawapres) yang memiliki kompetensi mumpuni di bidang ekonomi?

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai, seorang pemimpin yang handal di bidang ekonomi memang dibutuhkan oleh Indonesia saat ini.

(Baca juga: Ini Tiga Kriteria Cawapres Pendamping Jokowi Menurut PDI-P)

Namun tutur dia, tak melulu orang yang handal di bidang ekonomi harus berada di posisi wakil presiden.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati, dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/7/2017). Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati, dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/7/2017).

"Memang yang diharapkan masyakarat yakni menyelesaikan persoalan ekonomi, tetapi kan ekonomi ini tidak melulu ada di pucuk pimpinannya," kata Enny  kepada Kompas.com, Jakarta, Selasa (27/2/2018).

Bidang ekonomi, menurutnya, justru membutuhkan orang-orang yang profesional. Sementara bila ditarik menjadi Wapres, maka tokoh tersebut justru mau tidak mau akan mengakomodir kepentingan-kepentingan politik.

(Baca juga: Kata Puan, Cawapres Jokowi Menunggu Keputusan Megawati)

Diakui Enny, kebijakan ekonomi yang fundamental pada ujungnya membutuhkan dukungan politik. Tetapi dia mengingatkan bahwa permasalahan ekonomi nasional adalah persoalan struktural.

"Jadi dibutuhkan teknokrat profesional yang tidak terkontaminasi dengan kepentingan politik," kata perempuan yang mendapatkan gelar doktor Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian dengan Konsentrasi Ekonomi Pembangunan di Institut Pertanian Bogor itu.

Menurut Enny, ada hal yang lebih penting dari sekedar posisi wakil presiden yang diisi oleh ahli ekonomi. Hal itu yakni tim ekonomi pemerintahan yang kuat, solid dan diisi oleh para ahli ekonomi.

Sebab meski puncak pimpinan diisi oleh ekonom, namun tim ekonomi pemerintahan tidak kompeten, maka kinerja ekonomi pemerintahan juga dinilai akan jeblok.

Sementara itu posisi Wapres bisa diisi oleh orang di luar ahli ekonomi, namun tetap memiliki dukungan politik yang kuat kepada bidang ekonomi.

Kompas TV PDI Perjuangan telah resmi mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden di Pilpres 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com