JAKARTA, KOMPAS.com — Dielu-elukannya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai calon wakil presiden Joko Widodo dalam Pilpres 2019 dinilai strategi untuk mendongkrak popularitas partai dan namanya secara pribadi.
Jadi, menurut pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, terpilih atau tidaknya Cak Imin sebagai pendamping Jokowi bukanlah menjadi soal yang utama.
"Terpilih atau tidak nanti, yang jelas nama PKB dan dia (Cak Imin) naik signifikan pasti," kata Hendri melalui pesan singkat, Kamis (22/2/2018).
Apalagi, saat ini banyak nama tokoh bergerak berebut menjadi pendamping Jokowi pada Pemilu 2019.
"Hampir semua tokoh bergerak mau jadi wapresnya Jokowi, termasuk Cak Imin," kata Hendri.
(Baca juga: Bagi PKB, 2 Hal Ini yang Buat Cak Imin Layak Jadi Cawapres Jokowi)
Meski demikian, Hendri meyakini Cak Imin akan berpaling dari Jokowi jika elektabilitas "petugas partai" PDI Perjuangan itu merosot tajam.
"Ada satu alasan yang dapat membuat Cak Imin menyeberang ke oposisi, yaitu jika elektabilitas Jokowi turun terus dan berada di level 30 persen," ucap Hendri.
Cak Imin selama ini mengaku didorong kader PKB untuk menjadi calon wakil presiden Jokowi. Spanduk dukungan untuknya pun sudah bertebaran di berbagai penjuru Ibu Kota dan pelosok daerah di Indonesia.
Saat ini, Cak Imin juga terus berkonsultasi dengan para kiai Nahdatul Ulama (NU) serta meminta tausiyah dan masukan perihal rencana maju pada Pilpres 2019.
Dukungan tersebut juga nantinya akan dibahas di musyawarah pimpinan nasional PKB tahun depan.