Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahri Hamzah Minta Kunjungan Jokowi ke Afghanishtan Tak Didramatisasi

Kompas.com - 30/01/2018, 16:07 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai tak ada resiko bahaya dari langkah Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Afghanishtan.

Meski situasi Afghanistan tengah bergejolak dan baru saja terjadi serangan bom, namun ia meyakini kunjungan seorang Kepala Negara dengan segala pasukan pengamanannya tetap akan berlangsung aman.

"Jadi tidak perlu ada dramatisasi karena ini biasa-biasa saja," kata Fahri dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Selasa (30/1/2018).

Fahri pun menceritakan pengalamannya memimpin rombongan DPR berkunjung ke Iraq pada Januari 2016 lalu.

Menurut dia, saat itu Iraq masih dalam suasana perang. Namun, meski dengan pengamanan yang tak seketat Presiden, tak ada gangguan keamanan yang terjadi.

"Saya terbang ke Irak dalam suasana yang belum aman, dimana hanya green zone, daerah yang terbatas sekali 12 kilometer yang dijamin aman, yang lainnya itu tidak aman, tidak ada masalah kita terbang saja," kata dia.

(Baca juga: Jadi Imam Shalat di Afghanistan, Jokowi Dipuji-puji PKS)

 

Apalagi, lanjut Fahri, saat ini Indonesia tidak memiliki musuh. Semua negara ditempatkan sebagai sahabat.

Ia pun membandingkan dengan era Presiden Soekarno dan Soeharto, dimana Indonesia memiliki banyak musuh.

"Setelah Bung Karno yang pidatonya kemana-mana memaki-maki negara imperialis, negara-negara barat, beliau bebas saja pergi ke barat, padahal dengan pidato-pidatonya dan politik luar negeri Indonesia, dia sebetulnya menciptakan banyak musuh di luar negeri," kata Fahri.

"Pak Harto dulu menyelundupkan senjata ke Bosnia untuk membela masyarkat muslim Bosnia dalam perang balkan, mantan Yugoslavia melawan Serbia yang melakukan genosida. Lalu Pak Harto terbang kesana dalam suasana belum aman dan beliau membangun masjid di Bosnia," tambahnya.

Setelah era Presiden Soekarno dan Soeharto, Fahri menilai sudah tak ada lagi Presiden Indonesia yang punya musuh di luar negeri.

Sebab, presiden setelah itu umumnya rata-rata adalah orang yang lembek dan tidak punya politik luar negeri yang jelas.

"Ringkasnya sebetulnya tidak ada, ancaman apapun diluar negeri bagi pemimpin-pemimpin Indonesia, termasuk Presiden," kata dia.

(Baca juga: Di Afghanistan, Jokowi Tolak Pakai Rompi Antipeluru)

 

Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Kabul, Afghanistan, Selasa (30/1/2018). Kunjungan tetap dilakukan meskipun dua hari sebelumnya terjadi serangan bom bunuh diri yang menewaskan sedikitnya 103 orang.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung menceritakan, pemerintah Afghanistan memberlakukan pengamanan yang sangat ketat kepada Presiden Jokowi dan rombongan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com