Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tinjau Pola Permukiman di Papua yang Berjauhan

Kompas.com - 29/01/2018, 14:30 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial Idrus Marham mengatakan, pemerintah sedang membuat konsep yang terpadu dan menyeluruh untuk menyelesaikan persoalan-persoalan di Papua, termasuk gizi buruk di Kabupaten Asmat.

Salah satu hal yang dipertimbangkan yaitu meninjau pola permukiman masyarakat di Papua. Menurut Idrus, ide untuk membuat pola permukiman yang lebih berdekatan pun muncul.

"Relokasi yang dimaksudkan itu adalah mengumpulkan rumah-rumah yang selama ini tersebar," ujar Idrus di Jakarta, Senin (29/1/2018).

Saat ini, pola permukiman di Papua relatif tersebar, sehingga jarak antara satu permukiman ke permukiman lain menjadi berjauhan. Hal ini dinilai menjadi faktor sulitnya sosialisasi kesehatan di Papua.

Apalagi, ditambah dengan keadaan geografis dan infrastruktur jalan yang kurang memadai, maka akses kesehatan, pendidikan, dan sosial lainnya sulit menjangkau masyarakat Papua.

(Baca juga: Ini Strategi Menkes Atasi KLB Gizi Buruk dan Campak di Asmat)

Meski begitu, diakui pemerintah bahwa upaya untuk melakukan perubahan pola permukiman masyarakat di Papua tidak akan mudah. Menurut Idrus, perlu sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah untuk mewujudkan hal tersebut.

Dalam menyelesaikan persoalan tanggap darurat di Papua kata Idrus, Kementerian Sosial sudah menjalin kerja sama antara kementerian dan lembaga.

Salah satunya yakni kerja sama dengan TNI-Polri yang mampu menjangkau permukiman-permukiman di Papua. Kerja sama ini dinilai efektif agar obat-obatan, makanan, dan kebutuhan lainnya disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Tidak ada satu anak-anak bangsa yang tidak dilayani pemerintah, itu diingatkan Pak Jokowi kepada saya setelah dilantik," kata Idrus Marham.

Kompas TV Seorang ayah di Asmat, Papua, memiliki 11 anak yang 6 di antaranya, meninggal dunia akibat gizi buruk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non-Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non-Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com