Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Jadi Caleg Lagi, Ruhut Pilih jadi Relawan Jokowi

Kompas.com - 26/01/2018, 20:14 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi nyentrik Ruhut Sitompul tak tertarik untuk kembali mendaftarkan diri sebagai calon legislatif untuk DPR RI periode 2019-2024.

Mantan anggota DPR RI dua periode dari Fraksi Demokrat ini mengaku sudah tak tertarik lagi menjadi wakil rakyat. Ruhut merasa sudah tidak nyaman dengan lingkungan kerja di Senayan.

"Aku tuh orang yang bebas. Tapi lingkungan susah untuk kerja karena aku enggak bisa kompromi kaitan dengan korupsi," kata Ruhut kepada Kompas.com, Jumat (26/1/2018).

Ruhut mengatakan, alasan ini juga yang akhirnya membuat dia mundur dari DPR pada 2016 lalu. Ia lebih memilih fokus untuk menjadi tim sukses pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang saat itu maju dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta.

Namun, Ruhut harus menelan pil pahit karena pasangan tersebut kalah dari Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

(Baca juga: Resmi Diganti sebagai Anggota DPR, Ini Komentar Ruhut Sitompul)

Kini, Ruhut mengaku tengah sibuk membantu Presiden Joko Widodo. Meskipun ia mengakui tak mendapatkan gaji atau jabatan struktural di pemerintahan, namun Ruhut mengklaim banyak membantu di belakang layar.

"Bantu Pak Luhut, bantu Presiden," kata politisi kelahiran Medan ini.

Ruhut mengaku banyak membantu untuk meluruskan informasi yang salah di masyarakat terkait kepemimpinan Jokowi. Ia juga aktif memberikan saran dan masukan kepada pemerintah.

Menurut Ruhut, aktivitasnya sebagai relawan Jokowi ini akan terus ia lakukan meskipun tak diberi jabatan.

"Dia (Jokowi) selalu tiap ketemu aku bilang, 'Bapak sabar ya'. 'Oh enggak Pak, aku tetap bantu Bapak. Jangan khawatir. Aku akan bantu terus seperti sepuluh tahun aku pasang badan ke Pak SBY," kata Ruhut.

Ruhut juga menegaskan, saat ini statusnya masih sebagai kader Partai Demokrat. Hanya saja, ia tidak lagi aktif setelah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mencopotnya dari koordinator juru bicara Partai Demokrat.

(Baca juga: Ruhut: Kasihan Pak SBY...)

Meski begitu, Ruhut mengaku tetap memiliki hubungan yang baik dengan SBY. Pemeran Poltak dalam sinetron Gerhana ini juga menegaskan, ia tidak akan pindah partai meski banyak pinangan yang datang.

"Banyak (partai yang mengajak jadi caleg). Semua mau kasih nomor urut satu. Secara diplomatis, aku bilang Demokrat bukan partaiku yang pertama, tapi partaiku yang terakhir," kata Ruhut, yang juga pernah menjadi politisi Partai Golkar.

Tawaran yang datang itu, menurut Ruhut, tak terlepas dari kedekatannya dengan para ketua umum partai politik.

Ia mengaku dekat dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, dan Partai Hanura Oesman Sapta Odang.  Namun, semua tawaran yang datang dari partai-partai itu ia tolak secara halus.

"Aku bilang, 'Sudahlah kasih kesempatan ke yang lain. Tapi jujur saja kalau aku dijadikan calon, paling tidak mereka sudah dapat satu kursi. Pasti menang'," kata Ruhut sambil tertawa.

Kompas TV Hasil suara versi quick count yang ketat semakin memperjelas adanya peta persaingan dari ketiga pasangan calon selama berkampanye hingga pemungutan suara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com