Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAN: Kami Menentang Gerakan LGBT, Bukan Orangnya

Kompas.com - 26/01/2018, 17:56 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Amanat Nasional mendukung pemidanaan terhadap perilaku lesbian gay, biseksual, transgender (LGBT). PAN akan mengusulkan sanksi pidana bagi perilaku LGBT ini untuk masuk dalam rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang tengah dibahas oleh pemerintah dan DPR.

"Kami menentang gerakan LGBT, bukan orangnya. Apalagi kalau gerakan itu akan jadi gaya hidup, karena bertentangan dengan nilai, agama, budaya dan karakter masyarakat Indonesia," kata Eddy dalam diskusi yang digelar Daksa Forum di Jakarta, Jumat (26/1/2018).

Eddy khawatir lama kelamaan perilaku LGBT ini akan menjadi gaya hidup. Sementara, ia melihat masyarakat semakin pasif dan melakukan pembiaran.

Oleh karena itu, PAN mendukung perluasan Pasal 292 KUHP. Dalam pasal tersebut, perilaku homoseksual bisa dipidana ketika seorang dewasa mencabuli anak di bawah umur.

(Baca juga: Survei SMRC: LGBT Tak Sejalan dengan Agama, tetapi Haknya Wajib Dilindungi)

PAN mengusulkan aturan tersebut diperluas, sehingga seks sesama jenis antara orang dewasa bisa dipidana, meskipun dilandasi atas dasar suka sama suka.

"Mau dilakukan di mana pun dengan cara apa pun, itu termasuk tindak pidana. Ini pandangan PAN," kata Eddy.

Selain itu, PAN juga akan mengusulkan agar promotor LGBT juga bisa diberi sanksi pidana. Ini termasuk promosi konten LGBT yang dilakukan di media sosial.

"Harus dilakukan larangan dan pembatasan di medsos. Kominfo punya kewajiban untuk mengontrol ini. Tidak hanya menindak konten radikal," ucap Eddy.

(Baca juga: Pengaturan soal LGBT Jangan sampai Masuk Ranah Privat)

Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin menginginkan agar tokoh agama bisa masuk dan memberi bimbingan kepada kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).

Menurut Lukman, keberadaan LGBT selalu ditolak oleh berbagai kalangan. Namun demikian, mereka jarang diberikan bimbingan rohani.

"Harus mendapat bimbingan keagamaan, tokoh agama tidak lagi menjauhi mereka," kata Lukman di Wisma Perdamaian, Semarang, Rabu (24/1/2018).

(Baca juga: Menteri Lukman Ingin Tokoh Agama Dapat Rangkul Kaum LGBT)

Kompas TV Isu LGBT kembali mencuat setelah Ketua MPR Zulkifli Hasan beberapa waktu lalu menyebut soal adanya fraksi di DPR yang menentang dan mendukung LGBT.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com