Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelecehan Oknum Perawat ke Pasien, Khofifah Minta RS Lakukan Evaluasi

Kompas.com - 25/01/2018, 19:26 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa menyesalkan kasus pelecehan seksual yang dilakukan oknum perawat Rumah Sakit National Hospital Surabaya kepada seorang pasien. Video kasus pelecehan tersebut sebelumnya viral melalui media sosial.

"Harusnya pasien mendapat perlindungan karena tengah terbaring sakit. Bukan sebaliknya mendapatkan perlakuan pelecehan yang justru diduga dilakukan oleh oknum perawat setempat. Sangat tidak kita sesalkan ," kata Khofifah dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/1).

Dalam video yang viral, seorang pasien perempuan mengaku jika dirinya menjadi korban pelecehan petugas rumah sakit.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Trenggalek Emil Dardak di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Jumat (5/1/2018)Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Trenggalek Emil Dardak di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Jumat (5/1/2018)
Ia terlihat duduk di atas ranjang sambil menangis, ditenangkan oleh dua wanita di sampingnya.

Pasien tersebut meminta seorang pria mengenakan seragam perawat yang diduga pelaku pelecehan untuk mengakui kesalahannya.

Baca juga : Dugaan Pelecehan oleh Perawat di Surabaya, Pasien Lapor Polisi

Korban menyebut jika pelaku memegang bagian dada korban hingga beberapa kali.

Perawat yang dituding tak membatahnya. Mengaku khilaf, perawat tersebut kemudian meminta maaf pada pasien dan keluarganya.

Khofifah berharap kasus pelecehan seksual tersebut tidak terjadi lagi di kemudian hari. Menurut dia, manajemen rumah sakit perlu mengawasi secara ketat aktivitas perawat saat bertugas melayani pasien, misalnya melalui CCTV. Dengan demikian kejadian serupa dapat dihindari.

"Kasus ini harus menjadi pembelajaran. Bukan tidak mungkin kejadian serupa juga dialami pasien lain," ujar dia.

Baca juga : Pelecehan Pasien oleh Perawat, Manajemen National Hospital Minta Maaf

Bakal calon gubernur Jawa Timur ini meminta Rumah Sakit memberikan sanksi kepada perawat.

"RS harus mengambil langkah tegas dengan memberi sanksi kepada pelaku sehingga jera. Demikian juga dengan organisasi profesi yang menaunginya seyogyanya juga memberikan sanksi tegas ," tambah dia.

Rumah Sakit, lanjut Khofifah, juga harus mengevaluasi kembali sistem keamanan guna menjaga perlindungan setiap pasiennya. Sementara kepada korban, perlu diberikan layanan psikososial guna mengatasi rasa trauma akibat perbuatan pelaku.

Baca juga : Oknum Perawat yang Melecehkan Pasien Diancam Sanksi Profesi

Manajemen National Hospital Surabaya meminta maaf atas aksi pelecehan perawatnya terhadap pasien. Rumah sakit menindak tegas oknum perawat tersebut dengan memecatnya secara tidak hormat.

"Kami meminta maaf kepada pasien dan keluarga pasien. Kami juga menyesalkan hal ini bisa terjadi," kata Kepala Perawat Rumah Sakit National Hospital Surabaya, Jenny Firsariana, Kamis (25/1/2018) kepada wartawan.

Manajemen, sambung dia, tidak mentolerir segala tindakan yang merugikan pasien. "Oknum perawat akan ditindak tegas dan diberhentikan secara tidak hormat," ucapnya.

Kompas TV Pihak rumah sakit mengakui pelecehan seksual terjadi di National Hospital Surabaya Jawa Timur. Pelaku adalah perawat pria di rumah sakit tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com