JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Wakil Presiden Jusuf Kalla Husain Abdullah mempertanyakan perhatian sejarawan terhadap Rumah Cimanggis bertepatan dengan pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII).
Menurut dia, Rumah Cimanggis sebelumnya kurang mendapatkan perhatian dari para sejarawan.
Belakangan, setelah akan dihancurkan untuk pembangunan UIII mendadak banyak sejarawan yang meminta pemerintah mempertahankannya.
"Menjadi pertanyaan, kenapa justru di saat kawasan sekitarnya akan dibangun pusat peradaban Islam, barulah diributkan," kata Husain melalui keterangan tertulis, Kamis (18/1/2018).
Baca juga: JK Anggap Rumah Cimanggis Tak Layak Jadi Situs Sejarah, Ini Kata Sejarawan
Ia menilai, para sejarawan tersebut tak berpikir luas jika menolak rencana pemerintah menghancurkan rumah tersebut demi pembangunan UII.
Ia meragukan status Adriana Bake yang disebut sebagai istri kedua Gubernur Jenderal Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) ke-29.
Namun, Adriana justru dibuatkan rumah di tengah hutan Depok di saat Petrus Albertus Van der Parra, tinggal di Istana Bogor yang megah.
Baca juga: Rumah Cimanggis Peninggalan VOC Diusulkan Jadi Museum Sejarah Depok
Menurut dia, jika Adriana bukan istri kedua Van der Parra, seharusnya ia tinggal di Istana Bogor.
"Tapi faktanya tidak, justru Adriana harus menepi ke Rumah Cimanggis di Depok yang pada masa itu, sebagian masih hutan belantara," lanjut dia.
Husain juga menyinggung sejarawan yang mengkritik Kalla dengan meminta Wakil Presiden menghancurkan pula Benteng Rotterdam di Makassar yang didirikan pemerintah kolonial Belanda yang korup.
Ia menyebutkan, benteng itu tidak dibangun Belanda, melainkan oleh Raja Gowa sebagai pengawal Benteng Somba Opu, yang kemudian direbut oleh Belanda setelah Speelman menaklukkan Gowa.
"Tidak perlu membenturkan rencana pembangunan UIII di kawasan tersebut, apalagi melebih-lebihkan Rumah Cimanggis yang sebelumnya kurang menjadi perhatian sejarawan," papar Husain.
Sejarawan JJ Rizal mengkritisi ucapan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyebut rumah tua Cimanggis tak layak menjadi cagar budaya karena merupakan peninggalan gubernur jenderal VOC yang korup untuk istri keduanya.