JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, pernyataan Presiden Joko Widodo terkait penenggelaman kapal illegal fishing mempunyai maksud yang sama dengan dirinya dan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
"Pak Jokowi gitu. Pak Jokowi bicara dengan gaya Pak Jokowi, Pak Luhut bicara dengan gaya orang Batak, langsung," ujarnya di Jakarta, Jumat (12/1/2018).
Menurut Kalla, sejak awal, Presiden, dirinya, dan Luhut mendukung penuh penenggelaman ikan untuk memberikan peringatan kepada para pelaku illegal fishing.
Namun, setelah tiga tahun kebijakan itu dilakukan dan dieksekusi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Kalla mengatakan, pemerintah menilai penenggelaman kapal sudah cukup.
"Dengar kata-kata Pak Jokowi bahwa penenggelaman kapal memang dibutuhkan, tapi sekarang harus yang difokuskan ialah ekspor," kata dia.
(Baca juga: Luhut Enggan Tanggapi Kebijakan Penenggelaman Kapal Pencuri Ikan)
"Artinya, sudah cukup itu penenggelaman. Sama saja ngomongnya sebenarnya (antara Presiden dan Luhut), cuma gayanya yang berbeda," sambung Kalla.
Sebelumnya, Presiden Jokowi tetap menilai bahwa penenggelaman kapal yang selama tiga tahun terakhir dilakukan untuk kebaikan negara.
Ia menyatakan tetap mendukung kebijakan tersebut sebagai bentuk penegakan hukum.
"Jadi, penenggelaman ini bentuk law enforcement yang kita tunjukkan bahwa kita ini tidak main-main terhadap illegal fishing, terhadap pencurian ikan. Enggak main-main," kata Presiden Jokowi.
"Oleh karena yang paling serem ditenggelamkan. Yang paling serem itu. Untuk efek jera," tambah dia.