JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Demokrat menunjukkan "kemesraan" dalam membina koalisi di beberapa daerah yang menggelar Pilkada Serentak 2018.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah Pilkada Jawa Tengah, di mana Demokrat mendukung Ganjar Pranowo yang merupakan kader PDI-P.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan, partainya bisa bekerja sama dengan partai manapun dan siapapun figurnya.
Baca juga: Usung Ganjar di Pilkada Jateng, Ini Pertimbangan Demokrat
Menurut Hinca, ia membangun komunikasi intensif dengan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto dalam beberapa hari terakhir, terutama H-1 pengumuman calon.
Sebelum membicarakan koalisi di Pilkada Jateng, keduanya juga membahas soal Pilgub Kalimantan Barat.
Di daerah tersebut, PDI-P mengusung kadernya, Karolin Margret Natasa, sebagai calon gubernur berpasangan dengan kader Demokrat Sutyadman Gidot sebagai calon wakilnya.
Baca juga: Pilkada Jateng 2018, Demokrat Solo Siap Menangkan Cagub yang Diusung DPP
Hal itu juga ditegaskan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat mengumumkan pasangan calon yang diusung partainya.
"Kami sepakat dengan PDI Perjuangan untuk melanjutkan pasangan gubernur dan wakil gubernur. Gubernur dan wakil gubernur incumbent saat ini adalah PDI Perjuangan dan Partai Demokrat," kata SBY.
Saat ditanya kemungkinan Demokrat dan PDI-P bersama pada 2019, Hinca Panjaitan mengatakan, hal itu sangat mungkin terjadi.
Baca: Disindir Suka Melodrama, Demokrat Balas Pernyataan PDI-P
Namun, Hinca menegaskan, komunikasi intensif tak hanya dijalinnya dengan Hasto, tetapi juga sekjen partai lainnya.
"Apakah kami akan bergandengan tangan kemesraan ini nanti di 2019? Sangat mungkin terjadi. Komunikasi-komunikasi yang kami lakukan termasuk ini, ini adalah bagian dari itu semua. Jadi dengan parpol lain tentu kami akan bergandeng tangan karena tidak bisa sendirian," kata Hinca.