Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenpar Perlu Buat Desain Besar Pencegahan Eksploitasi Seksual pada Anak

Kompas.com - 28/12/2017, 17:33 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Ending The Sexual Exploitation of Children (ECPAT) Indonesia Ahmad Sofyan menyayangkan munculnya tindak eksploitasi seksual pada anak di destinasi pariwisaat pada saat jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sedang meningkat.

"Maraknya wisatawan yang datang ke Indonesia tidak hanya memberi dampak positif tapi juga memberi dampak negatif," kata Sofyan dalam acara diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (28/12/2017).

Ia menyebutkan, memang pelaku eksploitasi seksual anak tak melulu wisatawan mancanegara namun juga wisatawan domestik.

Namun, menurutnya, Kementerian Pariwisata perlu membuat desain besar untuk menyusun langkah-langkah pencegahan eksploitasi anak di daerah wisata.

(Baca juga : Dua Sisi Mata Uang, Pariwisata dan Suburnya Eksploitasi Seksual Anak)

Tidak perlu di seluruh destinasi wisata tapi diprioritaskan pada sejumlah destinasi terlebih dahulu.

Ia mencontohkan program yang dijalankan Pemerintah Kamboja. Mereka memasang billboard besar di area bandara yang bertuliskan soal ancaman sanksi hukum terhadap pelaku eksploitasi seksual anak.

Ancaman sanksi tersebut disampaikan melalui teks yang sangat sopan.

"Kemenpar harus punya grand design untuk menyusun langkah-langkah pencegahan eksploitasi anak," tuturnya.

(Baca juga : Polisi Bongkar Praktik Eksploitasi Anak)

Di samping itu, ia menilai perlu adanya pengawasan khusus oleh instansi terkait terhadap para wisatawan yang terindikasi berperilaku buruk.

Terlebih, sebelumnya Direktorat Jenderal Imigrasi juga sempat melakukan deportasi 107 warga negara asing yang diduga sebagai paedofil.

"Misalnya menghalangi mereka untuk datang ke destinasi wisata. Di samping ada kampanye terus menerus," kata Sofyan.

Selain itu, harus ada penindakan tegas terhadap usaha wisata yang membiarkan terjadinya praktik eksploitasi anak di usaha wisatanya.

Sebab, hal ini bisa mengotori citra tempat wisata yang baik menjadi buruk.

Kompas TV Polda Jateng Ringkus Sindikat Ekspoitasi Anak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com