JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Muhammad Iqbal mengatakan, sebenarnya tidak terlalu sulit mendeteksi keberadaan teroris di lingkungan masyarakat.
Biasanya, teroris hidup berbaur di perkampungan.
Yang membedakannya adalah tingkah polahnya yang tidak umum dan sedikit berbeda dari warga lainnya.
Oleh karena itu, masyarakat diminta lebih peduli pada tetangga di sekitar.
"Polri minta masyarakat peduli dan peka pada lingkungan. Jangan sampai tetangga kita tidak paham," ujar Iqbal di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (26/12/2017).
(Baca juga: Minimalisasi Ancaman Teroris, 253 Gereja di Kepri Dijaga Ketat)
Iqbal mengatakan, lingkungan terdekat untuk mengantisipasi bersembunyinya teroris adalah cakupan rukun tetangga dan rukun warga.
Ketua RT dan RW, Bhabinkamtibmas, Babinsa, hingga lurah bertanggungjawab untuk mengenal warganya dengan baik.
"Sehingga tidak ada lagi warga yang berbulan-bulan, bertahun-tahun di situ, dialah pelaku teror," kata Iqbal.
Selain itu, pemuka agama, guru, dan orangtua juga diminta mengimbau warga dan keluarga terdekat untuk waspada dan lebih peduli pada tetangga.
(Baca juga: Dalam Tiga Hari, 19 Terduga Teroris Diamankan)
Kepekaan juga ditingkatkan untuk mendeteksi adanya kejanggalan dalam perilaku dan keseharian warga lain.
"Ini tujuan dibentuknya RT dan RW agar mengetahui siapa tetangga di lingkungan masing-masing," kata Iqbal.
Selama Operasi Lilin dimulai sejak sebelum hari raya Natal, kata Iqbal, ada sejumlah teroris yang berhasil diamankan. Namun, ia belum akan mengungkapnya ke publik.
Berdasarkan hasil evaluasi sementara, ia menyebut situasi dan kondisi di Indonesia masih kondusif. Pelaksanaan Natal kemarin berlangsung lancar dan aman.
Iqbal mengatakan, sebelum Natal, Polri berkoordinasi dengan TNI, organisasi masyarakat, dan pemuka agama untuk mengamankan ibadah.
"Keberhasilan ini adalah keberhasilan bersama. Polri diberi amanat sebagai leading sector, tapi masyarakat juga berkontribusi besar," kata dia.