Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Menangkan Dedi Mulyadi di Pilkada Jabar, Golkar Harus Jeli

Kompas.com - 26/12/2017, 11:22 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menyatakan, ada usaha ekstra yang harus dilakukan Golkar untuk memenangkan Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur Jawa Barat.

Pasalnya, elektabilitas Dedi saat ini masih berada di bawah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, yang juga hendak maju sebagai calon gubernur Jawa Barat.

Berdasarkan hasil survei Indo Barometer pada 3 November 2017, Ridwan Kamil unggul di posisi teratas dengan elektabilitas 46 persen. Sementara itu, Dedi berada di angka 20 persen.

"Harus mencoba identifikasi kekuatan Dedi dan calon lain, ya," kata Qodari saat dihubungi, Selasa (26/12/2017).

(Baca juga: Dedi Mulyadi Fokus Pembenahan Internal Partai dan Komunikasi Politik)

Kendati demikian, elektabilitas Dedi mampu menyalip Deddy Mizwar yang kini bertengger di posisi ketiga, yakni 17 persen.

Karena itu, ia menilai, keputusan Golkar mencalonkan Dedi di Pilkada Jawa Barat tetap rasional.

"Dukungan kepada Dedi itu cukup rasional. Sebab, sekali lagi, Dedi itu kan elektabilitasnya lumayan. Menurut saya, cukup lumayan sehingga tetap punya peluang ketimbang nama lain," ucapnya.

Ia memprediksi, dengan konstelasi saat ini, maksimal hanya empat pasangan calon yang muncul di Pilkada Jawa Barat.

"Ridwan Kamil dengan wakilnya. Sudrajat mungkin dengan (Ahmad) Syaikhu, ya. Dedi Mulyadi dengan wakilnya, barangkali Anton Charliyan. Ada kemungkinan Deddy Mizwar enggak maju calon gubernur, tetapi calon wakil gubernur dengan konstelasi sekarang ini. Maksimal empat," ujarnya.

Kompas TV Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid membenarkan Golkar akan mempertimbangkan usulan PDI Perjuangan untuk mengisi kursi pimpinan DPR.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com