Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Bantah Ada Kesepakatan dengan Airlangga soal Pencabutan Dukungan Ridwan Kamil

Kompas.com - 18/12/2017, 11:37 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi membantah ada kesepakatan antara dirinya dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto terkait Pilkada Jawa Barat.

Hal itu disampaikan Dedi terkait pencabutan rekomendasi Golkar untuk Pilkada Jabar yang sebelumnya diberikan kepada Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

"Enggak, enggak. Saya konsen dukung perubahan Golkar, bukan dasar pencalonan Pilkada Jabar. Dasar saya adalah ingin melakukan perubahan di Golkar," kata Dedi di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Senin (18/12/2017).

(Baca juga: Ridwan Kamil Tak Konsisten, Alasan Golkar Cabut Dukungan)

Ia mengembalikan pencalonan Pilkada Jabar kepada Dewan Pimpinan Pusat Golkar yang akan melakukan rapat dipimpin tim pilkada pusat.

Saat ditanya apakah Airlangga menjanjikan kepadanya tiket untuk maju sebagai calon gubernur Jawa Barat, Dedi mengaku percaya dengan rasionalitas Ketua Umum Golkar itu dalam menentukan pilihan calon gubernur Jawa Barat.

"Ya, nanti kita lihat bersama. Nanti kami bahas secara rasional di DPP, DPD, duduk bersama bahas segala kemungkinan yang akan terjadi di Pilgub Jabar," ujar Bupati Purwakarta itu.

(Baca juga: Wasekjen Golkar Sebut Dedi Mulyadi Berpeluang Besar Diusung di Pilkada Jabar)

Sebelumnya, DPP Partai Golkar mencabut dukungan kepada Ridwan Kamil sebagai bakal calon gubernur Jawa Barat pada Pilkada Jabar 2018.

Ridwan Kamil dianggap tidak menindaklanjuti rekomendasi Partai Golkar untuk menggandeng Daniel Muttaqien Syaifullah sebagai bakal calon wakil gubernur sampai batas waktu yang ditentukan pada (25/11/2017) sebagaimana rekomendasi partai.

Dalam surat yang ditandatangani Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Idrus Marham ditulis bahwa keputusan itu diambil semata-mata lantaran ingin menjaga kehormatan dan marwah serta kepentingan Partai Golkar di Jawa Barat.

DPP Golkar sebelumnya memberikan rekomendasi mendukung Ridwan Kamil. Hal itu dilakukan ketika kepemimpinan Setya Novanto.

(baca: Ridwan Kamil Tak Ingin Sendiri Putuskan Pendampingnya di Pilkada Jabar)

Ridwan Kamil sebelumnya menginginkan adanya musyawarah mufakat untuk memilih calon wakil gubernur pendampingnya.

Musyawarah itu harus melibatkan semua parpol pendukung. Pasalnya, setiap parpol pendukung mengajukan kadernya untuk mendampingi Ridwan Kamil.

"Semua ini harus dimusyawarahkan. Karena yang namanya koalisi itu kan ada empat, yakni Nasdem, PPP, PKB, dan Golkar. Setiap permintaan satu partai harus diobrolkan kepada tim koalisi lain," ujarnya.

Kompas TV Dalam surat disebutkan, Ridwan sudah diberi batas waktu komunikasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com