Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Minta Kementerian yang Tak Penuhi Standar Pelayanan Dibuka Biar Publik Tahu

Kompas.com - 07/12/2017, 15:40 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Ombudsman Republik Indonesia (ORI) melaporkan hasil survei mengenai kepatuhan kementerian dan pemerintah daerah terhadap standar pelayanan publik kepada Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (7/12/2017).

Ketua ORI Amzulian Rifai menjelaskan, Ombudsman telah telah melakukan survei di 14 kementerian dan lembaga serta 104 pemerintah daerah tingkat provinsi, kota, dan kabupaten.

"Dari jumlah tersebut, ada 35 persen lembaga berada pada zona hijau. Artinya, dia memiliki tingkat kepatuhan (terhadap standar pelayanan publik) yang tinggi," ujar Amzulian, seusai bertemu Presiden Jokowi.

Sementara, 57 persen (kepatuhan sedang) berada pada zona kuning, serta 7 persen sisanya berada di zona merah (kepatuhan rendah).

Amzulian mengatakan, ORI telah berkomunikasi dengan kementerian/lembaga atau pemerintah daerah yang tingkat kepatuhan terhadap standar pelayanan publiknya masih rendah.

ORI melakukan asistensi supaya mematuhi standard berlaku.

"Kami ikut bertanggung jawab ya, enggak cuma mengawasi, tapi juga memberikan asistensi," ujar dia.

Anggota ORI La Ode Ida menambahkan, mendapatkan laporan demikian, Presiden Jokowi merespons positif.

Bahkan, Presiden meminta Ombudsman untuk jangan hanya melaporkan hasil survei tersebut kepadanya, melainkan juga dibuka ke masyarakat umum.

"Presiden menekankan, selain dilaporkan kepada Beliau, juga dilaporkan ke publik. Intinya biar instansi yang enggak patuh pada standard pelayanan publik atau misalnya maladministrasi diberi sanksi oleh publik sendiri," ujar La Ode.

Kompas TV Paduan Suara Tim Melayani Jakarta - Setia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com